Cileunyi. (BR).- SMPN 2 Cileunyi yang dulu dikenal sebagai salah satu sekolah Rintisan Sekolah Bertarap International ( RSBI), yang beberapa tahun kebelakang istilah RSBI tersebut telah dihilangkan oleh pihak pemerintah pusat, saat ini SMPN 2 Cileunyi kab. Bandung terus berusaha untuk mengejar rencana pola digitalisasi pendidikan yang digaungkan Disdik Kabupaten Bandung, hal tersebut disampaikan Wakasek Bidang Kurikulum pada bandungraya. net Selasa ( 14/01/20).
Diutarakan Wakasek SMPN 2 Cileunyi, E.R Djungjunan. “Aplikasi pembelajaran belum kami miliki. Jadi masih dalam tahapan mengejar dan menyesuaikan,”
Ucapnya Pula, untuk pelaksanaan UNBK di tahun ini, pihak sekolah tengah meminta dukungan orang tua siswa melalui komite sekolah terkait fasilitas. Selama empat tahun menghadapi UNBK, SMPN 1 Cileunyi memang tidak pernah mengandalkan TIK.
“Untuk Try Out saja kami masih manual secara tertulis. Karena memang belum memiliki fasilitasnya yang madai ” kata dia.
Akunya, Jangankan untuk pelaksanaan Try Out secara online, kata Djungjunan SMPN 2 Cileunyi bahkan belum memiliki atau merintis aplikasi pembelajaran bagi siswa.

“Untuk pelaksanaan UNBK sendiri kami juga kekurangan fasilitas. Untuk komputer saja cuma punya 45. Padahal yang dibutuhkan sekitar 131 unit untuk 394 siswa dibagi menjadi 3 sesi,” imbuhnya.
Meski begitu, ia tak menampik jika TIK sangat dibutuhkan dalam proses pembelaran di era digital seperti sekarang ini. Oleh karena itu, ia berharap SMNP 2 Cileunyi bisa secepatnya mengembangkan produk pembelajaran digital untuk digunakan para siswanya.
Sementara disisi lain Salah satu sekolah yang kini tengah merintis digitalisasi dalam pembelajaran siswa yaitu SMPN 1 Baleendah. Menurut Kepsek SMPN 1 Baleendah E Sopandi, digitalisasi pembelajaran masih terus dirintis.
“Kami memang tengah merintis agar SMPN 1 Baleendah bisa menjadi sekolah berbasis digital,” kata Sopandi, Rabu 15 Desember 2020.
Untuk itu, kata dia, pihak sekolah tengah mengembangkan aplikasi berbasi Teknologi, Informasi, dan Komunikas (TIK) untuk pembelajaran siswa.
Aplikasi itu, kata dia, menjadi landasan SMPN 1 Baleendah berubah menjadi sekolah digital. Kata dia, aplikasi tersebut nantinya juga bisa digunakan siswa untuk membuat tugas, ulangan, hingga laporan siswa oleh para guru.
“Aplikasi ini tentunya diharappak bisa semakin membantu para siswa untuk menghadapi UNBK di tahun yang akan datang,” kata dia.
Selama dua tahun mengikuti UNBK, kata dia, memang SMPN 1 Baleendah belum memaksimalkan penggunaan TIK. Namun, Sopandi mengklaim jika UNBK yang telah ditempuh para siswa SMNP 1 Baleendah di tahun sebelumnya berjalan lancar.
“Ini juga berkat dukungan dari orang tua siswa yang bersedia meminjamkan komputer dan laptopnya untuk pelaksanaan UNBK,” kata dia.
Di tahun 2020 ini, kata Sopandi, SMPN 1 Baleendah masih mendapat dukungan dari orang tua siswa. Sebab, untuk pelaksanaan UNBK di tahun ini, fasilitas yang dimiliki SMPN 1 Baleendah masih belum memadai secara maxsimal, tegasnya.
“Kami butuh 200an laptop atau komputer. Dan yang terkumpul pinjamannya baru 100an. Pengumpulan laptop pinjaman dari orang tua siswa ini masih berjalan,” ujar dia seraya mengatakan jika jumlah siswa peserta UNBK di tahun 2020 ini mencapai 500an siswa. (BR.01)