Pameungpeuk (BR).- Digulirkannya Program Pembelajaran Berbasis Android hal ini menuntuk seluruh jajaran sekolah, mulai dari Guru dan Kepala Sekolah dituntut untuk berinovasi jika ingin maju dan bersaing dengan sekolah lain, dan tidak berpacu terhadap digit anggaran yang akhirnya pihak sekolah dan komite harus berspekulasi dengan menanggung resiko.
Di SMPN 2 pameungpeuk Kab. Bandung seperti disampaikan Wakasek kurikulum Dede Herdiana Spd, pada bandungraya. net bahwa penyelenggaraan program E. Learning disekolah baru 4 mapel yang sudah berbasis Android, dan untuk penyelenggaraan Tryout bagi kelas IX ( SEMBILAN) nanti dilakukan secara online.
Diutarakan Dede, bahwa untuk UNBK tahun ke 3, Jumlah siswa peserta kelas IX ( sembilan) sebanyak 263 siswa, dari jumlah seluruh siswa SMPN 2 pameupeuk sebanyak 773 siswa, ujarnya.

“Saat ini SMPN 2 Pameungpeuk masih bergabung ke SMAN 1 soreang, selama tiga tahun terus bergabung ke sekolah lain yang memiliki fasilitas, kepemilikan Komputer, sedangkan smpn 2 Pameungpeuk saat ini baru memiliki 40 Unit, masih kekurangan kurang lebih 60 Unit komputer,” jelas Dede.
Lebih jauh diutarakan Dede, bahwa beberapa Prestasi yang telah diraih siswa siswi smpn 2 Pameungpeuk diantaranya : Pencasilat Tingkat Asia Tenggara atas nama Rista Septiani Kelas IX ( sembilan), Asyifa Juara Tata Rias Pengantin dan Jaipong Tingkat Jabar Kelas IX ( sembilan) anak berkebutuhan Khusus ( ABK), dan preatasi lain yang diraih siswa smpn 2 Pameungpeuk.
Sementara Kepala SMPN 2 pameungpeuk Pardi Spd. MM, pada bandungraya. net mengatakan bahwa untuk mendobrak Animo Masyarakat, pihaknya akan mengedepankan konsep kepemimpinan dengan melaksanakan Komunikasi, transparansi dan kerjasama ( KTK), selain itu pula akan berupaya maxsimal untuk menstabilkan kesejahteraan teruma bagi para Guru Honorer, dalam rangka meningkatkan kinerja optimal, ujar Pardi.
Diakui Pardi, bahwa di SMPN 2 pameungpeuk saat ini Jumlah Guru Honorer sebanyak 30 orang, dan hingga saat ini masih ditanggulangi dan bayar olah dana BOS, sedangkan faktor minimnya animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SMPN 2 Pameungpeuk terbentur karena ketiakadaan transportasi umum.
Sejauh ini diutarakan Pardi, para Anak / siswa didiknya masih diperbolehkan membawa Handphon, dan untuk pengawasan penggunaan saat dibutuhkan dan Proses pembelajaran, selain itu kami Aku Pardi, selalu melaksanakan sweping Aplikasi di Handphon yang dibawa siswa.
” Berdasarkan Dapodik di SMPN 2 pameungpeuk masih kekurangan ruang Kelas Baru ( RKB), prmagaran, Ruang Guru, mebeulir, Toilet, ruang BP / UKS, komputer, dan Lapangan Olah Raga yang Representative “.
“Harapan kami, pemerintah baik pusat maupun daerah dapat memberikan bantuan serta dapat memfasilitasi yang dibutuhkan di SMPN 2 Pameungpeuk untuk menunjang program E Learning dan Pola Pembelaharan Android,” pungkasnya. (BR. 01)