Kopo, (BR).- Pendidikan kader pertama tidak hanya menjadi penting dalam regenerasi anggota, namun juga untuk menghidupkan kembali struktur organisasi partai politik (parpol) di wilayah tertentu. Setelah mengadakan acara serupa di Kabupaten Bandung bersama dengan Partai Kebangkitan Bangsa kembali mengadakan Pendidikan Kader Pertama (PKP) PKB di Kabupaten Bandung Acara ini dilaksanakan di Gedung Serbaguna Permata Kopo dan dihadiri oleh 100 peserta yang berasal dari Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung .
Acara diawali dengan menyanyikan bersama lagu “Indonesia Raya” dan pengenalan “Mars dan Hymne” PKB. Setelah itu, sambutan dari Anggota DPRD Kabupaten Bandung H. Uya Mulyana S. H. I secara resmi membuka jalannya pelatihan. DPC PKB Kabupaten Bandung sendiri baru melakukan reorganisasi internal partai pada awal tahun 2016. H. Uya Mulyana mengajak peserta untuk melakukan evaluasi bersama terkait lemahnya PKB di Kabupaten Bandung Beberapa poin penting yang dicatat, antara lain adalah kurangnya pendekatan kepengurusan DPC ke bawah hingga faktor kedekatan Kabipaten Bandung dengan akar partai politik lainnya.
H. Cuncun Ahmad Syamsurizal Komisi III DPR RI melakukan evaluasi bersama, fasilitator melanjutkan pelatihan dengan penjabaran sejarah PKB dan NU. Jika dapat diibaratkan, hubungan antara NU dan PKB adalah layaknya orangtua dan anak. PKB merupakan satu-satunya partai politik yang didirikan oleh kalangan NU. Adalah Ketua PBNU saat itu, yaitu K.H Abdurrahman Wahid yang secara resmi mendirikan PKB pada tanggal 9 Juli 1998. Penetapan tujuan PKB pun sejalan dengan NU, yaitu menyejahterakan warga dan menjaga akidah ahlussunnah wal jamaa’ah”imbuhnya
Dalam kaitannya dengan pengenalan partai politik, fasilitator menjelaskan fluktuasi perolehan suara PKB di Indonesia. PKB sendiri mendapatkan perolehan suara tertinggi pada tahun Pemilu tahun 1999. Fluktuasi dalam beberapa pemilu selanjutnya sempat terjadi, namun pada Pemilu tahun 2014 lalu PKB mampu memperoleh 47 kursi DPR. Terkait hal ini, fasilitator menekankan bahwa politik kebijakan lebih berpotensi mendulang perolehan suara dibandingkan dengan politik uang.
H. Cuncun menjelaskan kembali hakikat politik menurut PKB, yaitu politik rahmatan lil ‘alamin yang menempatkan manusia sebagaimana manusia seharusnya. Oleh karena itu, politik kehadiran, politik pelayanan, politik kepeloporan dan politik keteladanan seharusnya menjadi ciri khas dari seorang kader PKB. Namun tidak hanya itu, seorang kader parpol juga harus memiliki keterampilan dalam berpolitik. Dalam hal ini, komunikasi menjadi hal yang wajib untuk dikuasasi.
Menjelang akhir pelatihan, peserta dibagi ke dalam kelompok diskusi menurut asal kecamatan. Beberapa pertanyaan yang didiskusikan adalah strategi, hambatan dan peluang dalam membangun partai mulai dari tingkat ranting. Setelah berdiskusi, PKP pun diakhiri dengan pelantikan peserta sebagai kader PKB. (BR31)
Discussion about this post