BANDUNG (BR).- Usai mengikuti Seminar Internasional di Universiti Pendidikan Sultan Idris Tanjong Malim, Perak, Malaysia, Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami, Prof. Dr. Dadan Wildan, M.Hum didampingi Kepala Sekolah SMP Prima Cendekia Islami (SMP PCI) Beny Saputro, S. Pd., M. Pd., melakukan lawatan ke Sekolah Menengah Kebangsaan St. Mary yang beralamat di 7, Jalan Intan Baiduri 5D, Taman Intan Baiduri, Kuala Lumpur. Lawatan ini dilakukan untuk studi banding sekaligus melakukan kerjasama dalam banyak hal.
Lawatan SMP PCI ini, diterima langsung oleh Puan Faizah Bt. Mohd Yasin, Penolong Kanan Tadbir dan Kurikulum Sekolah St. Mary di ruang kerjanya. Dengan sukacita, Puan Faizah menjelaskan mengenai sekolah St. Mary yang didirikan tahun 1912, lebih dari seratus tahun lalu.
Menurut Puan Faizah, sekolah St. Mary merupakan salah satu sekolah tertua di Kualalumpur. St. Mary ini merupakan sekolah menengah dimana seluruh siswanya perempuan. Disini seluruh siswa adalah perempuan dan guru pun mayoritas perempuan, hanya terdapat empat orang guru lelaki,” ungkap Puan Faizah.
Puan Faizah menjelaskan bahwa sekolah St. Mary pada awal berdirinya diprakarsai oleh Yayasan, namun dalam perkembangannya bekerjasama dengan pihak kerajaan. Tenaga pendidik saat ini menurutnya berasal dari utusan-utusan kerajaan namun untuk Kepala Sekolah atas penunjukan langsung oleh pihak Yayasan. Pada 2022, Sekolah Menengah Kebangsaan St. Mary memiliki 1255 pelajar dengan 64 orang guru.
Dalam hal operasional sekolah, pihak sekolah dapat mengupayakan dana swadaya dari komite sekolah dan mengajukan program kepada pihak kerajaan.
Banyak sarana dan prasarana yang berasal dari dukungan para orang tua siswa yang begitu konsern terhadap terciptanya pendidikan yang berkualitas disini. Sehingga kami tentu sangat terbantu karena tidak hanya mengandalkan saluran bantuan dari pihak kerajaan,” tutur Puan Faizah.
Ketua Yayasan Pendidikan PCI menaruh perhatian besar bagi pengembangan sekolah yang dikelolanya. Meskipun sekolah kami baru berdiri kurang dari dua tahun, namun kami ingin melakulan lompatan dan inovasi baru dalam berbagai aktivitas sekolah. Salah satunya dengan inovasi, kolaborasi, dan membangun jejaring internasional, salah satunya kolaborasi dengan sekolah St. Mary di Kualalumpur. Insya Allah, tahun ajaran 2023-2024 SMP PCI akan mengirimkan para siswa dan guru dalam rilhah ilmiah ke Singapura dan Malaysia, salah satunya dengan mengunjungi sekolah kebangsaan St. Mary.
Kami memilih sekolah St. Mary di Kualalumpur, karena keunikannya. Sekolah St. Marry yang didirikan oleh Charles Ferguson-Davie pada tahun 1912 ini menyelenggarakan pendidikan menengah, pendidikan gender tunggal, dan Public school dibawah naungan Kementerian Pendidikan Malaysia, Keuskupan Malaysia Barat, dan Anglican Diocese of Singapore. Meskipun awalnya berada dibawah naungan sekolah nasrani, namun guru gurunya mayoritas muslim. Sekolah menjaga tradisi toleransi, pluralisme, dan multikultural. Para siswanya berasal dari entis melayu yang muslim, etnis india yang menganut agama Hindu, dan etnis China yang pada umumnya beragama nasrani. Sekolah ini menjadi unik, ungkap Prof. Dadan.
“Kami tertarik datang kesini untuk melihat bagaimana proses kegiatan belajar dan pengelolaan Pendidikan disini yang merupakan salah satu sekolah menengah tertua di Kuala Lumpur yang berdiri sejak 1912. SMP PCI sebagai sekolah yang belum lama lahir, tentu harus banyak melakukan studi banding ke berbagai sekolah baik di dalam maupun di luar negeri, yang tentu sudah lebih dulu berdiri agar mendapatkan berbagai input untuk perbaikan dan kemajuan sekolah.
“Ini adalah aksi nyata kami untuk menghadirkan Pendidikan yang berkualitas di sekolah. Tidak hanya berorientasi pada sekolah-sekolah dalam negeri, namun kita pun mencoba melihat bagaimana proses dan pengelolaan Pendidikan di luar negeri agar memiliki input yang luas,” ujar Prof. Dadan.
Sementara Beny Saputro, S.Pd., M.Pd. menyampaikan bahwa ada beberapa kesamaan yang ada di SMP Prima Cendekia Islami dengan St. Mary Kuala Lumpur. “Pendidikan abad ke-21 dan proses pendidikan yang mengarah ke digitalisasi merupakan kesamaan visi antara sekolah kami dengan St. Mary. Dengan demikian, kami dapat melihat berbagai inovasi digitalisasi di sekolah ini untuk kami adaptasi di SMP PCI,” Tutur Beny.
Selain itu menurutnya, ada hal unik yang terdapat di sekolah yang syarat dengan sejarah ini. Beny menjelaskan bahwa walaupun nama sekolah yang tertera identik dengan agama Nasrani, namun ternyata para guru yang ada mayoritas beragama islam. Tidak berbeda dengan para siswanya yang berasal dari berbagai macam latar belakang agama namun dapat berdampingan.
Kunjungan SMP PCI ke Sekolah Menengah Kebangsaan St. Mary Kuala Lumpur ini merupakan kegiatan pamungkas SMP Prima Cendekia Islami selama di Malaysia. SMP PCI telah mengagendakan kunjungan selanjutnya dalam program Rihlah. Ilmiah dengan melibatkan para siswa dan guru, ujar Beny, mengakhiri penjelasannya. (BR.12)
Discussion about this post