Kab. Bandung (BR) – Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Akhmad Wiyagus, mengapresiasi inovasi Polresta Bandung dengan meluncurkan Aplikasi Cegah Stunting dan Command Center.
Inovasi tersebut dalam rangka melindungi, melayani, dan mengayomi masyarakat. Kegiatan launching dilaksanakan di Mapolresta Bandung, Soreang, Senin (19/6/2023).
Kapolda memastikan program ini merupakan bentuk nyata pelayanan pihak kepolisian untuk masyarakat. Selain itu, juga menjadi program prioritas Kapolri.
“Kemudian aplikasi cegah stunting ini untuk mendeteksi secara dini dalam menekan potensi bayi stunting. Program ini, juga untuk membantu pemerintah daerah dalam menekan stunting sesuai arahan presiden,” kata Akhmad.
Ia menilai, langkah ini merupakan sinergitas antara TNI-Polri dan pemerintah daerah dalam melayani masyarakat secara prima.
“Ini sebagai perwujudan kolaborasi semua pihak. Karena dengan kolaborasi, sekompleksitas apapun masalah yang dihadapi, semakin menyadari bahwa kita ini semakin tergantung, tidak bisa bekerja sendiri dan dengan kolaborasi ini kita bisa mengetahui dengan cepat kebutuhan masyarakat yang sesungguhnya,” jelasnya.
Sementara itu Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo, menjelaskan bahwa sesuai arahan Presiden RI, Joko Widodo, semua pihak harus terlibat dalam mencegah dan menurunkan angka stunting.
Menurut Kusworo, hal itu menjadi dasar Polresta Bandung meluncurkan aplikasi cegah stunting dengan sasaran ibu hamil dan ibu-ibu yang memiliki anak balita di Kabupaten Bandung.
“Ada tiga manfaat dari aplikasi ini. Pertama, memberikan edukasi bagi ibu-ibu hamil dan yang memiliki balita terkait dengan bagaimana seharusnya tinggi atau panjang janin atau anak. Sehingga bisa dilihat masuk kategori risiko stunting atau tidak. Seandainya ada risiko, ada tips edukatif apa yang harus dilakukan,” ujar Kusworo.
Kemudian, kata dia, manfaat kedua, bagaimana aplikasi ini bisa memberikan jadwal pengingat kapan ibu hamil harus kontrol ke dokter, melakukan USG dan sebagainya.
“Ketiga, kami memiliki bank data bersama dengan dinkes seandainya pemerintah akan melakukan intervensi pemberian sembako, susu, dan lain sebagainya agar tidak terjadi stunting terhadap apa yang dirisikokan, ini bisa mendapatkan data bahkan bisa langsung me-ranking mana paling parah dan aman. Sehingga, seandainya kami mengintervensi kami akan memprioritaskan yang paling parah terlebih dahulu,” jelasnya.
Terkait Command Center Presisi, Kusworo menuturkan, di dalamnya terdapat aplikasi yang bisa memonitor posisi pergerakan kendaraan patroli polisi di seluruh wilayah.
Sehingga, kata dia, apabila ada masyarakat yang meminta bantuan menghubungi 110, pihaknya bisa langsung melacak posisi di map dan mengetahui anggota terdekat yang bisa datang ke titik laporan warga.
“Bisa langsung dikomandoi dari Command Center. Bahkan dari sini juga kita bisa langsung video call dengan anggota patroli terdekat dengan TKP. Dari situ, ketika kita memerintahkan mobil patroli bergerak, kita bisa melihat pergerakannya sudah sampai mana. Dan bisa melaporkan kepada pelapor berapa menit tiba di TKP,” terangnya.
Tak hanya itu, tutur Kusworo, dari Command Center tersebut pihaknya bisa mendeteksi media sosial terkait hal sentimen positif dan negatif kepada instansi kepolisian.
“Kemudian kami bisa melihat secara cepat semua media sosial yang mengirim tag ke Polresta Bandung, sehingga apabila ada masyarakat yang curhat, bisa langsung dijawab oleh anggota kami yang sedang bertugas,” pungkasnya. (BR.01)
Discussion about this post