GARUT, (BR) – Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemdakab) Garut menargetkan angka stunting di Kabupaten Garut menjadi 13 persen di tahun 2024.
Upaya dalam rangka mencapai target tersebut terus dilakukan bukan hanya dilakukan oleh kalangan pemerintahan, TNI dan Polri. Masyarakat pun turut berperan aktif dengan caranya masing-masing.
Masyarakat Kampung Nangoh Tonggoh, Desa Rancasalak, Kecamatan Kadungora misalnya. Masyarakat di daerah yang dikenal
dengan Kampung KB Aisyiyah ini aktif melakukan upaya untuk mencegah dan menekan angka stunting.
“Salah satu upaya yang kami lakukan yakni melalui Program Dapur Sehat Atasi Stunting atau Dashat. Ada beberapa kegiatan yang kami lakukan melalui program ini”, kata salah seorang pegiat Program Dashat, Een Endahwati, Jumat, (14/7/2023).
Melalui Program Dashat ini menurut Een, seringkali dilakukan pembagian makanan sehat kepada ibu-ibu dan anak-anak. Melalui cara seperti ini diharapkan asupan gizi mereka lebih baik sehingga bisa mencegah stunting.
Tak hanya itu, Een juga menyebutkan pihaknya juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara mengolah makanan sehat dan bergizi. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan bahan makanan yang mudah didapatkan dan tidak selalu harus menggunakan bahan makanan mahal.
“Seperti yang kita laksanakan hari ini bersama anggota Komisi V DPRD Jabar, Pak Enjang Tedi. Kami berikan edukasi bagaimana cara mengolah makanan sehat dan bergizi dengan memanfaatkan bahan yang mudah didapatkan”, ucapnya.
Disampaikan Een, dengan demikian ibu-ibu tidak hanya mengandalkan makanan pemberian untuk dikonsumsi dan diberikan kepada anaknya. Lebih dari itu, ibu-ibu juga bisa membuatnya di rumah sehingga diharapkan mereka akan lebih sering mengkonsumsi makanan sehat ini.
Setelah mengikuti kegiatan ini, tutur Een, diharapkan ibu-ibu bisa meningkatkan kadar gizi dalam setiap takaran makanan yang diolahnya. Dengan demikian ini juga bisa membuat pertumbuhan anak lebih bagus dan mencegah stunting.
Anggota Komisi V DPRD Jabar dari Fraksi PAN, Enjang Tedi, menyampaikan apresiasi atas inisiatif masyarakat Kadungora dengan program Dashat-nya.
“Ini merupakan langkah nyata peran serta masyarakat dalam membantu pemerintah dalam upaya memerangi stunting,” katanya.
Kegiatan yang dilakukan masyarakat Kampung KB di Rancasalak ini, menurut Enjang, tentunya harus diapresiasi serta didorong oleh pemerintah. Diharapkan gerakan seperti ini juga akan tumbuh dan berkembang di daerah lainnya sehingga bisa membantu meringankan pemerintah dalam upaya memerangi stunting.
“Di Garut hingga saat ini angka stunting masih relatif tinggi. Namun dibanding sebelumnya, saat ini sudah ada penurunan angka sekitar 10 persen”, ujar Enjang.
Enjang Tedi berharap angka stunting di Garut bisa terus turun seiring dengan gencarnya upaya pemerintah serta meningkatnya kesadaran warga. Ia pun menilai program di Kampung KB ini perlu direplikasi dan diterapkan di tempat lain agar program penurunan angka stunting di Garut bisa lebih signifikan.
Lebih jauh Enjang menerangkan Kampung KB Aisyiyah ini sudah juara 1 di tingkat Kabupaten Garut dan juara 3 di tingkat Provinsi Jawa Barat. Agar kegiatannya bisa lebih intens, tidak bersifat insidentil seperti selama ini, program ini harus mendapatkan dorongan dari pemerintah.
Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) RI, dr. Maria Endang Sumiwi menyampaikan, dirinya sangat terkesan melihat antusiasme masyarakat Garut yang semangat dan gembira. Ia berharap, Kabupaten Garut dapat menurunkan angka stunting dan mencapai target yang diberikan oleh Presiden RI, Joko Widodo yaitu sebesar 14% di tahun 2024.
Hal itu disampaikan Maria saat menghadiri Opening Ceremony Festival Rumah Gizi yang digagas Pengurus Daerah (PD) ‘Aisiyah Kabupaten Garut bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut pada beberapa bulan lalu.
“Angka stunting Garut saat ini di 23%, nasional rata-ratanya 21%, (memang) masih lebih tinggi dari angka nasional, penurunannya lebih jauh dari penurunan nasional, kan penurunan nasional 2,8% di sini turunnya 10%, jadi kerja kerasnya hebat,” kata Maria kala itu. (BR-15).
Discussion about this post