Sumedang (BR).- Rencana Pemerintah untuk memanfaatkan potensi panas bumi dari Gunung Tampomas, yakni Proyek Geothermal Tampomas Sumedang, masih tetap mendapatkan penolakan dari warga Buahdua dan sekitarnya.
Seperti halnya, warga Desa Sekarwangi, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang, kembali menyuarakan aspirasinya melalui pemasangan spanduk penolakan terhadap rencana proyek Geothermal Tampomas.
“Rencana pemanfaatan panas bumi di gunung Tampomas terlalu dipaksakan,” kata Nana, salah seorang warga setempat, kepada bandungraya.net, saat melintas dilokasi pemasangan spanduk tersebut, Sabtu 25 September 2023.
Menurutnya, analisis yang dilakukan pemerintah dalam merencanakan pembangunan geothermal Tampomas kurang mendalam dan mengabaikan kepentingan masyarakat.
“Pemangku kepentingan seolah menganggap ini menjadi proyek yang aman, padahal Gunung Tampomas sebagai daerah konservasi dan hutan lindung,” ungkapnya.
Justru, sambungnya, sangat mengherankan jika daerah konservasi diizinkan untuk dirusak. Karena Gunung Tampomas merupakan kawasan hulu daerah tangkapan yang menyuplai ketersediaan air bagi kawasan sekitarnya.
“Masyarakat sangat tergantung kehidupannya pada kelestarian gunung Tampomas. Sehingga proses izin proyek geothermal harus tetap memperhatikan aspek lingkungan dan sosial masyarakat,” tegasnya.
Sisi lain, sebutnya, pihaknya melalui Forum Pasukan Gerakan Jaga Tradisi atau disebut PAGERJATI, akan menyerap aspirasi dan kekhawatiran warga terhadap ancaman jika proyek geothermal Tampomas terjadi.
Sementara, ditempat terpisah, dipertegas Medi, selaku Pendiri PAGERJATI, dirinya menyatakan bahwa proses izin proyek geothermal harus memperhatikan aspek lingkungan dan sosial masyarakat.
Bahkan, secara runut dirinya memaparkan beberapa dampak negatif yang di khawatirkan terjadi, antara lain:
1). Emisi Gas Rumah Kaca.
Saat panas bumi diekstraksi, gas-gas berbahaya seperti belerang, metana, dan karbon dioksida terlepas ke atmosfer. Gas-gas ini dapat berkontribusi pada efek rumah kaca dan dapat menyebabkan perubahan iklim.
2). Dampak pada Sistem Geologis.
Eksploitasi energi panas bumi geotermal dapat mengganggu sistem geologis bawah tanah, yang dapat memicu gempa bumi dan aktivitas vulkanik.
Beberapa lokasi di mana pembangkit listrik tenaga panas bumi telah dibangun mengalami peningkatan aktivitas gempa bumi.
3). Pengaruh terhadap Sumber Daya Air.
Pembangkit listrik geotermal membutuhkan banyak air untuk pendinginan. Hal ini dapat mengurangi pasokan air di daerah yang kering atau bahkan mengganggu ekosistem air.
4). Dampak pada Kehidupan Tanaman dan Hewan.
Konstruksi dan eksploitasi pembangkit listrik geotermal dapat mengganggu habitat alami hewan dan tumbuhan, serta dapat merusak ekosistem.
5). Dampak Sosial.
Pembangunan dan eksploitasi pembangkit listrik geotermal dapat memengaruhi masyarakat setempat.
Proyek geotermal dapat mengubah pola hidup masyarakat, dan dapat mempengaruhi cara hidup tradisional
Selain itu, kedepannya keuntungan ekonomi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik geotermal, mungkin tidak didistribusikan secara adil di antara masyarakat setempat.
“Berilmu harus, tapi harus di imbangi juga dengan iman, maka perlakukan alam dengan bijak, membangun tanpa harus merusak,” kata Medi. (BR-10)
Discussion about this post