Sumedang (BR.NET).- Forkopimda Kabupaten Sumedang meninjau Sekolah Luar Biasa (SLB) di Cimalaka dalam rangka mendukung program makan siang bergizi bagi siswa yang digaungkan pemerintah pusat.
Kunjungan tersebut, sebagai bagian dari uji coba untuk pelaksanaan secara luas pada Tahun 2025. Dengan anggaran sebesar Rp 25 ribu per siswa, program ini dialokasikan untuk 65 siswa SLB.
Pj. Bupati Sumedang, Yudia Ramli menyampaikan, Pemkab telah merencanakan anggaran sebesar Rp 5 miliar untuk memastikan keberlanjutan program makan siang bergizi di tahun 2025.
Uji coba, kata Yudia, tidak hanya terbatas pada siswa SLB, tetapi juga mencakup di dua sekolah lainnya yakni SDN Sirahcai Jatinangor dan SDN Pamoyanan Jatigede.
“Kami dari Kabupaten Sumedang sudah menganggarkan untuk tahun 2025 sebesar Rp. 5 miliar sebagai kontribusi terhadap program pemerintah pusat. Tinggal kita laksanakan secara sinergi dengan pemerintah pusat dan provinsi,” ungkapnya.
Dikatakannya, uji coba yang telah dilaksanakan di Kabupaten Sumedang akan dilaporkan kepada pemerintah pusat sebagai bukti kesiapan daerah dalam berkontribusi pada program nasional ini.
“Semua yang sudah kita lakukan di Kabupaten Sumedang ini akan kami laporkan ke pemerintah pusat. Kalau Kapolres nanti laporannya ke Kapolri, untuk Pemda saya ke Kemendagri untuk meyakinkan kemampuan daerah berkontribusi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolres Sumedang, AKBP Joko Dwi Harsono mengatakan, evaluasi mendalam dari uji coba mencakup cara pemenuhan kebutuhan pangan lokal, pertanggungjawaban dana, serta dampak sosial-ekonomi bagi masyarakat setempat, termasuk peningkatan ketahanan pangan lokal.
Ia mengatakan, dengan sinergi kuat antara pemerintah daerah, Polri, dan TNI, Sumedang optimistis dapat menjalankan program ini dengan baik di masa mendatang dan diharapkan memberikan dampak positif bagi seluruh siswa, baik di sekolah reguler maupun SLB, dan menciptakan inklusivitas di wilayah Sumedang.
“Makan siang bergizi ini untuk semua siswa, baik sekolah reguler maupun SLB. Untuk sekolah reguler sudah dilaksanakan di dua sekolah yaitu di Jatinangor dan Jatigede. Kita laksanakan untuk di SLB dengan harapan jadi inklusivitas. Artinya keadilan sosial dirasakan terutama di wilayah Sumedang,” pungkasnya. (Gani)
Discussion about this post