Jumat, 14 November, 2025

Wakil Ketua DPR RI Tinjau Dapur MBG Garut, Soroti 10 SOP Keamanan Pangan

GARUT (BR.NET).- Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, meninjau Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Al Bayyinah 2 di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jumat (26/9/2025), kemarin.

WAJIBDIBACA

‎Kunjungan ini bentuk respons cepat sekaligus pengawasan ketat terhadap pelaksanaan program MBG di Garut, menyusul insiden keracunan yang menimpa sejumlah siswa di wilayah tersebut.

‎Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, menyampaikan kunjungan ini bertujuan untuk memastikan keamanan pangan pada program MBG. Ia menegaskan insiden di Garut menjadi pelajaran penting, mengingat data nasional mencatat sekitar 5.000 kasus keracunan dari Januari hingga September.

‎Cucun menekankan pentingnya agar program MBG tidak ternodai kelalaian. Ia meminta seluruh pelaksana untuk senantiasa menerapkan 10 Standar Operasional Prosedur (SOP) keamanan pangan secara disiplin tanpa ada yang terlewat. Menurutnya, pengelolaan harus dilakukan mulai dari penerimaan bahan hingga distribusi, dengan standar keamanan yang ketat dan tanpa intervensi pihak lain.

‎”Kalau ini memang kelalaian dan teledor, kaji lebih dalam. Kalau ini kelalaian disengaja, silakan lakukan pemeriksaan,” ujar Cucun, saat meninjau Dapur SPPG Al Bayyinah 2 di Kampung Cilageni, Desa Sukamulya, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jumat (26/9/2025).

Sebagai langkah penguatan pengawasan, menurut Cucun, dapur-dapur SPPG ke depan akan dilengkapi dengan alat tes makanan sebelum distribusi. Selain itu, ukuran dapur SPPG akan diperluas dari 15×20 menjadi 20×20 meter, guna memastikan alur proses yang higienis, mulai dari penyaringan barang, pemisahan gudang basah/kering, hingga pemisahan proses memasak nasi dan lauk.

“Pengawasan keamanan juga akan diperkuat secara kolaboratif dengan melibatkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),” ucapnya.

‎Sementara itu, Koordinator Wilayah SPPG Kabupaten Garut, Salsa, menyampaikan saat ini terdapat 80 SPPG yang sudah beroperasi di Garut. Ia juga menyinggung insiden keracunan di Kecamatan Kadungora yang menimpa siswa SD dan MA. ‎Salsa menduga insiden tersebut terjadi akibat keterlambatan pembagian MBG.

‎”Dijadwalkan pukul 9, tetapi ada kekurangan nasi jadi kami memasak nasi terlebih dahulu, jadi si ayam yang seharusnya berangkat semula pukul 9 itu jadi ngaret pukul 10-11,” katanya.

‎Menurut Salsa, keterlambatan tersebut diduga menyebabkan makanan melewati batas waktu aman untuk dikonsumsi. Ia memastikan seluruh korban yang sempat dirawat kini sudah dinyatakan pulih dan dalam kondisi aman. ***

Berita Selanjutnya

Discussion about this post

KOLOM