Home / REGIONAL / Detail

HR Achmad Djawarie Ungkap Dugaan Maladministrasi RSUD Umar Wirahadikusumah

Foto Penulis | GANDI • Selasa, 23 Desember 2025 14:12 WIB
HR Achmad Djawarie Ungkap Dugaan Maladministrasi RSUD Umar Wirahadikusumah

Sumedang, (BR.NET).- Motto Pelayanan RSUD Umar Wirahadikusumah, berfokus pada budaya SOMEAH (Salam, Senyum, Profesional, Empati, Agamis, Humanis) untuk memberikan pelayanan yang ramah, cepat, dan teliti. Hal ini, mengambil semangat dari filosofi "Insun Medal Insun Madangan" (Lahir untuk Menerangi) sebagai landasan utama pelayanan publiknya.

Alih-alih berorientasi pada pasien dengan sentuhan nilai-nilai Islami, "melayani dengan hati dan ilmu" serta transformasi layanan yang digital dan humanis. Namun, pada kenyataan diduga masih ada pelayanan yang dikeluhkan pasien dan warga Sumedang itu sendiri.

Seperti halnya, HR. Achmad Djawarie, salah seorang warga Sumedang, merasa kecewa atas lamban, buruknya pelayanan yang diduga ada indikasi mall administrasi di RSUD Umar Wirahadikusumah, terhadap penanganan ibunya (R. Ayat Rochati) yang sedang sakit akibat terjatuh di pekarangan rumahnya.

Menurut pemaparannya, kronologis awal bermula pada hari Minggu sore (7/12) R. Ayat Rochati (Ibunya) jatuh, besoknya dibawa ke Klinik Empang (Sumedang Selatan) sesuai FKTP Faskes BPJS untuk diberikan pelayanan medis, pengobatan dan dinyatakan hanya memar saja.

Kepada BR/Dikte.id HR Achmad menyebutkan, setelah dua hari pasien kembali dibawa ke klinik Empang dikarenakan kondisinya tak kunjung membaik. Bahkan karena sakitnya tidak bisa ditahan, sempat dibawa ke pengobatan alternatif di Padasuka, tapi hanya konsultasi, disarankan rontgen (sinar-X ray) di RS Pakuwon.

Keesokan harinya, mencoba daptar JKN ke Poli Ortopedi secara online tapi tidak bisa (tak tersedia). Hingga akhirnya, pakai umum ke subspesialis klinik Bio Ortopedi (ditolak dokternya tidak ada), lanjut ke RS Pakuwon tapi ditolak dengan alasan yang sama, dokter Ortopedi sedang tidak ada.

Inisiatif, kata dia, karena rasa penasaran pasien dibawa ke IGD RSUD (9/12), minta dirawat tapi ngga bisa juga dengan alasan sama dokter Poli Ortopedi, dr. Megie Kusuma Widjaya, SP.BO,. M.Kes, sedang cuti (15 hari) liburan ke Jerman.

Atas peristiwa tersebut, ia tak menyangka dan merasa heran kenapa sekelas RSUD Sumedang (Tipe B Non Pendidikan), yang berarti memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan medis lebih lengkap dari tipe C. Akan tetapi tidak ada dokter pengganti padahal semestinya minimal ada 3 dokter Ortopedi.

"Saya merasa kecewa atas pelayanan di RSUD Umar Wirahadikusumah. Ibu saya berjam-jam tidak dilayani dan tidak diperiksa sebagai mana mestinya. Terkesan ada pembiaran," ungkap Achmad.

"Ari geus ka kampung dibawa kadieu (sudah berobat ke kampung baru dibawa kesini)," sambungnya menyampaikan perkataan dokter jaga IGD yang menurut Achmad tak manusiawi, berbelit-belit dan tidak sesuai SOP pelayanan.

Bahkan kekecewaan Ahmad memuncak, ketika meminta rujukan Faskes Tingkat Lanjutan ke RSHS Bandung, RS Santosa dan Al-Islam Bandung. Ternyata note analisa Dokter (SOAP) dari RSUD Sumedang tidak lengkap dan tanpa menyertakan hasil rontgen, sehingga rujukan tidak ada respon dari RS yang dituju.

"Kami gagal berobat ke RS rujukan berjenjang di Bandung, dan uniknya disuruh menunggu lama (dokter ortopedi masuk kerja) sampai tanggal 15 Desember 2025. Itu pun baru bisa daftar tanggal 19 secara online (dibuka by sistem BPJS). Hingga kini, gara-gara dugaan maladministrasi, ibu saya jadi terlantar dan keselamatan jiwanya terancam," tegas Achmad.

Menanggapi keluhan keluarga Pasien, jajaran Humas RSUD Umar Wirahadikusumah menyambut baik kunjungan (audiens) dari HR. Achmad Djawarie dkk, yang sebelumnya pernah dijanjikan akan dihubungi tanggal 15 Desember.

"Dokter Ortopedi cuma ada satu dan untuk dokter pengganti kita tidak punya atensi dari manajerial. Hanya instruksi pemindahan jadwal praktek (15/12), untuk info kita sudah mengirim pesan massal melalui WhatsApp Blast," ungkap Rendi Japar kepada BR/Dikte.id mewakili Kepala Humas RSUD, Iman Budiman.

"Betul dulu Humas RSUD yang sedang piket (Teti Kurniati) memberikan surat keterangan untuk kontrol Ortopedi. Akan dihubungi kembali pada tanggal 15 Desember dan menuliskan nomor kontak saya," jelasnya.

Dikatakan, hal ini sebagai bahan evaluasi pihak humas dan akan menampung komplain-komplain seperti yang sudah terjadi ini.

"Kalo ada ganjalan, keluhan dari keluarga pasien silahkan saja. Itu kan hak bagi semua warga negara. Nanti kita akan koordinasi dengan pemangku, bagaimana tindak lanjutnya atas keluhan tersebut," ditambahkan Kusmana selaku Kanit Keamanan RSUD.

Hingga berita ini diturunkan, Dirut RSUD Umar Wirahadikusumah belum memberikan keterangan resmi. Dimana HR. Achmad Djawarie selaku perwakilan pihak keluarga pasien, telah dijanjikan Humas atas jawaban dari pengampu/atasan (Dirut RSUD). ***

Tags:
Bagikan:

Komentar (0)

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!

Tulis Komentar