KOTA BANDUNG, (BR.NET).- Yayasan Budaya Individu Spesial (YBUIS) memperingati Milangkala ke-8 sekaligus membuka pameran seni bertajuk DIVINE GIFTS: Exploring God-Given Talents karya Mr. Guus Liu. Kegiatan tersebut berlangsung di Galeri PlaAstro, Jalan H. Kurdi Timur IV No. 14, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung, pada Sabtu, 27 Desember 2025.
Sejak awal acara, YBUIS secara konsisten mengarahkan peringatan ini sebagai ruang pertemuan antara seni, spiritualitas, dan nilai kemanusiaan. Selain itu, yayasan juga memanfaatkan momentum ini untuk memperluas edukasi publik tentang potensi individu spesial. Oleh karena itu, pameran ini tidak hanya menampilkan karya seni, tetapi juga menyampaikan pesan kesetaraan dan keberdayaan.
Sementara itu, sejak pagi hari, pengunjung mulai memadati galeri untuk menyaksikan rangkaian karya seni yang mengangkat tema iman, refleksi kehidupan, dan relasi manusia dengan Tuhan. Lebih jauh lagi, karya-karya tersebut menghadirkan perspektif tentang anugerah ilahi yang hadir dalam keberagaman kemampuan manusia. Dengan demikian, pameran ini berfungsi sebagai ruang apresiasi sekaligus dialog sosial.

Seiring perjalanan delapan tahun yayasan, YBUIS terus memperkuat posisinya sebagai lembaga pendampingan berbasis seni dan budaya. Di sisi lain, yayasan juga mengembangkan seni sebagai alat pemberdayaan sosial. Melalui pendekatan tersebut, YBUIS mendorong individu spesial untuk membangun kepercayaan diri dan kemandirian secara bertahap.
Ketua Umum YBUIS, Diana Sofian, menegaskan bahwa peringatan Milangkala ke-8 menjadi momentum refleksi sekaligus penguatan jejaring. Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya keterlibatan berbagai elemen masyarakat dalam mendukung keluarga individu spesial.
“Di usia delapan tahun ini, kami berharap masyarakat yang hadir, baik budayawan, akademisi, maupun pemerhati, dapat bersama-sama menghantarkan misi Yayasan Budaya Individu Spesial,” ujar Diana Sofian.
Selanjutnya, Diana menjelaskan bahwa YBUIS menjalankan dua fokus utama dalam kerja pendampingan. Pertama, yayasan membangun ketahanan keluarga agar orang tua mampu mendampingi anak-anak mereka secara konsisten. Kedua, yayasan meningkatkan kualitas hidup individu spesial melalui aktivitas seni dan budaya sebagai ruang ekspresi yang setara.
Menurut Diana, seni membuka peluang bagi individu spesial untuk mengekspresikan diri sekaligus menghasilkan karya nyata. Selain itu, proses berkesenian membantu mereka membangun keteraturan perilaku dan rasa percaya diri. Oleh karena itu, seni berperan sebagai sarana pembentukan karakter dan kesiapan hidup.

Lebih jauh, Diana menyampaikan bahwa proses berkesenian yang berkelanjutan dapat melahirkan kelompok produktif. Kemudian, kelompok tersebut berpotensi berkembang menjadi unit usaha kreatif. Dengan langkah tersebut, individu spesial dapat meningkatkan kesejahteraan hidup secara mandiri.
“Anak-anak hebat harus terus berkarya tanpa batas. Jadikan keraguan orang lain sebagai pembuktian kemampuan. Di sini kami membawa semangat anak cerdas yang membebaskan,” katanya.
Sementara itu, narasumber pameran, Mr. Guus Liu, menjelaskan bahwa tema DIVINE GIFTS berangkat dari keyakinan tentang anugerah Tuhan bagi setiap manusia. Menurutnya, Tuhan membekali setiap individu dengan kemampuan yang perlu dikembangkan secara maksimal.
“Seluruh eksposisi ini menunjukkan kebaikan Tuhan. Dia memberikan kemampuan dan berkat kehidupan kepada manusia,” ujar Guus Liu.
Selain menyampaikan konsep pameran, Guus Liu juga memberikan pesan khusus kepada anak-anak Indonesia. Ia mengajak mereka untuk mengenali potensi diri dan mengembangkan kemampuan tersebut secara bertanggung jawab.
“Setiap orang menerima kemampuan dari Tuhan. Gunakan dan kembangkan kemampuan itu sebaik mungkin agar kemampuan tersebut menjadi berkat bagi kehidupan,” ucapnya.
Terkait keberlanjutan kegiatan, Guus Liu menyatakan komitmennya untuk terus berkarya bersama YBUIS. Pada saat yang sama, ia menegaskan bahwa seluruh ide dan karya yang ia hadirkan bersumber dari nilai spiritual dan tanggung jawab kemanusiaan.
Ketua Panitia Milangkala YBUIS, Fahdi Hasan, S.Tr.Sn., menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung kegiatan tersebut. Selanjutnya, ia menilai pameran ini sebagai pencapaian penting dalam perjalanan delapan tahun YBUIS.
“Kami menghadirkan pameran dengan dukungan seniman inteasional serta kehadiran berbagai tokoh dan kawan pergerakan,” ujar Fahdi Hasan.
Lebih lanjut, Fahdi menegaskan bahwa YBUIS akan terus menyebarkan nilai kebaikan melalui seni dan budaya. Di sisi lain, ia menyebut individu spesial sebagai pejuang yang memiliki hak atas ruang berekspresi.
“Mereka memiliki hak atas ruang dan mereka adalah pejuang,” tegasnya.
Dari kalangan akademisi, Jerry Dounald R., M.Sn., dosen ISBI Bandung, menilai tema kebersamaan religi dan humaniora sebagai kekuatan utama perayaan tahun ini. Selain itu, ia mengajak masyarakat untuk mengubah cara pandang terhadap individu spesial.
“Kita perlu melihat kemampuan mereka, karya seni mereka, dan cara mereka berinspirasi untuk hidup berdampingan secara setara,” jelas Jerry.

Lebih jauh lagi, Jerry mendorong kolaborasi lintas sektor. Menurutnya, pemerintah daerah memiliki peran strategis dalam mengangkat kualitas karya individu spesial sebagai identitas budaya Jawa Barat, khususnya Kota Bandung.
Tokoh seni budaya Jawa Barat, Dr. Supriatna, M.Sn., turut memberikan apresiasi terhadap karya yang tampil. Ia menilai karya-karya tersebut mampu menjangkau publik secara luas dan lintas latar belakang.
“Seni berlaku untuk semua. Karya-karya di sini bersifat universal,” ujaya.
Selanjutnya, Ketua Silat Sunda Institute, Rudy Wiratanakusumah, menilai YBUIS sebagai contoh praktik baik yang layak berkembang di tingkat nasional dan inteasional. Ia juga mendorong penguatan program serta optimalisasi potensi ekonomi kreatif.
“Karya individu spesial memiliki nilai ekonomi. Jika pengelolaan berjalan berkelanjutan, karya tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan organisasi,” katanya.
Sementara itu, perwakilan orang tua, Dede Irma, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menilai YBUIS telah memberi ruang aman bagi orang tua untuk mendukung potensi anak-anak mereka.
“Yayasan ini menginspirasi orang tua agar berani membuka diri dan menggali bakat anak-anaknya,” ucapnya.***


