Sumedang (BR).- Buntut Tragedi Banjir Bandang Desa Citengah, Sumedang Selatan (4/5), berlanjut penutupan kawasan wisata tersebut untuk sementara. Dimana seorang anak usia 13 tahun asal Indramayu yang hilang terbawa arus masih dalam tahap pencarian.
Dijelaskan Kapolres Sumedang AKBP Eko Prasetyo Robbyanto, bahwa sampai H + 3 korban hanyut masih dilakukan proses pencarian oleh 100 orang tim gabungan yang terdiri atas berbagai unsur, yakni TNI/POLRI, BPBD, Tim Sar dan Relawan.
“Saat ini, kami tengah menggelar penyelidikan terkait izin pendirian bangunan villa serta objek wisata River Inn dan Kalana, Desa Citengah, TKP lokasi wisatawan asal Indramayu yang hanyut,” paparnya.
Selain itu, kata Eko, pihaknya pun menggelar penyelidikan terhadap ijin pendirian bangunan lokasi wisata lainnya, mulai dari Cisoka hingga ke Citengah yang merupakan daerah resapan air, tanah lindung, dan lahan milik negara.
“Jalur tempat objek wisata tersebut sangat rawan longsor, tidak adanya marka atau rambu jalan dan penerangan jalan umum. Hingga menilai kelaikan jalan, mengingat sisi jalan merupakan jurang cukup dalam yang saat ini tidak disertai dengan pembatas atau guard drill,” tuturnya.
Sisi lain, pihaknya juga telah menyiapkan administrasi dalam operasi search and rescue, seperti tabel tabulasi data pencarian yang meliputi rengiat dan rute pencarian harian serta papan informasi terkait segala perkembangan situasi selama proses pencarian.
“Kami juga sudah menyiapkan tim trauma healing bagi keluarga korban yang belum di temukan untuk mengurangi beban psikologis akibat musibah yang terjadi,” terangnya.
Dalam kata lain, sebutnya, guna meminimailisir kejadian serupa terulang kembali, Polres Sumedang juga melakukan penutupan akses jalan ke lokasi tempat wisata tersebut untuk sementara waktu, demi keselamatan wisatawan dan warga sekitar.
“Kedepan, kami akan menggandeng tim ahli dari akademisi atas analisisnya berdasarkan pengamatan lapangan terkait pemanfaatan lahan di wilayah Citengah hingga Cisoka,” tandasnya.
“Apabila lokasi wisata itu ingin dibuka kembali, agar ada tim petugas harian yang melibatkan lintas instansi, khususnya BMKG yang memiliki tugas utama untuk memberikan early warning akan curah hujan yang berpotensi terjadi pada hari itu dan berbagai assessment keadaan cuaca lainnya, sebelum kawasan wisata itu di buka pada harinya,” tukasnya pula. (BR-11)
Discussion about this post