Perkembangan Pemakaian Koneksi Internet dan Sebaran Penggunaan Gadget
Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia pada tahun 2020, diperkirakan lebih dari 174 juta penduduk Indonesia menggunakan internet. Namun, tidak ada data khusus yang mengidentifikasi jumlah pengguna gadget aktif untuk semua umur dan anak-anak secara rinci.
Penggunaan gadget di Indonesia telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dan anak-anak juga semakin terpapar pada penggunaan gadget. Sebuah survei Nasional Pendidikan Kejujuran Cyberkids 2018 menunjukkan bahwa 98,6% anak di Indonesia telah menggunakan gadget dengan akses internet sejak usia 7 hingga 18 tahun.
Gadget saat ini seakan-akan tidak bisa terpisah dari kehidupan sehari-hari anak-anak, khususnya yang lahir di era perkembangan teknologi yang pesat saat ini. Gadget sebagai salah satu alat untuk bisa mengakses berbagai macam isi baik itu berita, cerita, gambar, video dari berbagai belahan dunia dalam waktu yang sangat cepat.
Bagaikan pisau bermata dua dan dilematis, di satu sisi, gadget sangat membantu untuk meningkatkan proses kreatifitas, perkembangan pembelajaran anak dengan berbagai macam materi, namun di sisi lain pun gadget juga memberikan dampak yang kurang baik bagi perkembangan relasi sosial anak, kesehatan mental dan fisik anak.
Potensi gadget merusak otak anak bisa terjadi jika anak dibiarkan terlalu lama menatap layar gadget tersebut.
Istilah terhadap perilaku kecanduan gadget adalah screen dependency disorder (gangguan ketergantungan terhadap layer gadget) atau SDD. Sebuah penelitian terbaru menemukan 30% anak di bawah usia enam bulan sudah mengalami paparan gadget secara rutin dengan rata-rata 60 menit per hari.
Tanda-tanda pada anak yang mengalami SDD dan perlu dicermati ole orang tua seperti; Anak yang sibuk dengan gadget cenderung menjadi lebih agresif atau pemarah jika tidak memegang gadget, Anak menjadi tantrum atau mudah mengamuk bila gadget diambil darinya. Menolak untuk berhenti bermain gadget meskipun orang tua telah memintanya berhenti menggunakan gadget. Tidak tertarik bermain di luar rumah atau kegiatan ekstra di sekolah.
Senantiasa berusaha disetiap kesempatan agar bisa memainkan gadgetnya lebih lama dan cenderung berbohong kepada orang tua. Seringkali meminta waktu lebih lama, demanding untuk memegang gadget lebih lama dengan berbagai alasannya.
Selain tanda-tanda anak mengalami SDD, gadget juga dapat menjadi potensi utama merusak otak anak dan mengganggu proses tumbuh kembang anak. Kerusakan yang diakibatkan di antaranya karena akibat dari paparan layar gadget yang dapat merusak perkembangan otak anak. Anak juga akan mengalami penurunan waktu tidur sehingga daya konsentrasi menurun fokus sangat rendah. Anak memiliki kecenderungan tidur di siang hari dan terjaga di malam hari. Dalam suatu riset menggunakan gadget selama 15 menit dapat mengurangi waktu tidur anak sekitar 60 menit.
Dampak lain yang juga perlu diperhatikan yaitu terjadi speech delay (terlambat berbicara) pada anak. Anak juga mengalami masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara fisik seperti turunnya berat badan atau justru naik dengan drastis, mudah sakit kepala, kurang gizi, insomnia gangguan sulit tidur, hingga gangguan masalah penglihatan; dan masalah tumbuh kembang anak seperti kecemasan, perasaan kesepian, rasa bersalah, isolasi diri, dan perubahan mood yang drastis.
Dalam kajian tersebut memperlihatkan bahwa SDD membuat otak anak menyusut hingga mempegaruhi kemampuan mengatur rencana, mengantisipasi maupun mengorganisir.
Tidak hanya terjadi pada anak, remaja, bahkan orang dewasa juga menghadapi dampak negatif dari paparan gadget yang berlebihan. Karena otak anak masih dalam proses perkembangan, maka terdampak lebih buruk untuk anak-anak.
Memberikan kesibukan tertentu kepada anak dengan kegiatan dan tidak menggunakan gadget selama melakukan kegiatan tersebut. Anak-anak yang memiliki
ketergantungan pada gadget dikarenakan tidak adanya kegiatan anak yang dapat dikerjakan secara aktif bergerak. Dalam situasi dan keadaan yang memaksa anak kita untuk melakukan sesuatu, maka timbul perasaan malas dan enggan untuk bergerak karena terbiasa tidak melakukan sesuatu.
Pada saat anak mulai malas, anak cenderung memilih kegiatan yang sedikit melakukan gerakan fisik misalnya bermain gadget. Hal ini dikarenakan anak merasa nyaman dengan keadaan seperti itu. Keadaan demikian bisa membuat anak kita ketergantungan kepada gadget tersebut. Mengikuti suatu kegiatan atau menyibukkan diri dengan berorganisasi, maka bisa mengurangi anak agar tidak ada ketergantungan dengan gadget.
Kegiatan berorganisasi, berkumpul, atau semacam kursus sepakbola, melukis pun akan membuat fokus anak-anak teralihkan, dari yang hanya berdiam diri menjadi anak yang lebih aktif Salah satu aktifitas terbaik, di antaranya adalah melatih sel-sel agar cerdas kembali, hingga dapat mencapai potensi fitrahnya melalui latihan jasmani khusus. Tubuh memiliki semacam kecerdasan untuk tahu apa yang dibutuhkannya. Profesor Robert W Lovett dari Harvard Medical School adalah satu di antara tokoh yang mengajarkan penggunaan kecerdasan tubuh.
Peran dan fungsi Gadget untuk Perkembangan Anak
Dalam hal untuk komunikasi dan interaksi sosial, gadget berguna agar mereka tetap terhubung dengan teman-teman mereka melalui media sosial, pesan teks, atau panggilan video. Ini membantu mereka menjaga hubungan sosial dan membangun koneksi dengan orang lain.
Penggunaan gadget untuk memperoleh akses cepat dan mudah keberbagai sumber informasi dan sumber belajar. Anak dapat mengakses internet guna memperoleh informasi tentang topic yang mereka minati, menonton video pembelajaran ataupun menggunakan aplikasi edukatif untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka.
Gadget dapat digunakan untuk mengisi waktu luang anak dengan aktivitas hiburan seperti menonton film, mendengarkan musik, atau bermain game. Ini dapat memberikan mereka hiburan yang menyenangkan dan menghibur di rumah atau saat bepergian.
Gadget menyediakan berbagai aplikasi dan alat yang memungkinkan anak untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Mereka dapat membuat dan mengedit foto dan video, membuat musik, atau menulis cerita. Ini dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan artistik dan memberikan wadah untuk mengungkapkan diri.
Gadget dapat menjadi alat untuk mengeksplorasi dan mengembangkan keterampilan dan minat mereka. Misalnya, mereka dapat menggunakan aplikasi untuk belajar memainkan alat musik, bermain game pendidikan, atau menonton tutorial video untuk mengasah keterampilan tertentu seperti memasak atau merajut.
Dalam situasi pendidikan jarak jauh atau pembelajaran dalam jaringan, gadget menjadi alat yang sangat penting bagi anak untuk mengikuti pelajaran, menyelesaikan tugas, dan berkomunikasi dengan guru dan teman sekelas melalui aplikasi dan platform pendidikan online.
Membantu di dalam pengembangan keterampilan teknologi yang esensial untuk zaman sekarang. Mereka dapat belajar navigasi online, menggunakan aplikasi dan perangkat lunak, dan memahami konsep teknologi yang mendasari seperti keamanan siber dan etika digital.
Anak yang terampil dalam penggunaan gadget dan teknologi akan siap menghadapi masa depan yang semakin tergantung pada teknologi. Mereka akan memiliki keunggulan dalam memahami perkembangan teknologi terbaru dan adaptasi dengan perubahan digital yang terus menerus.
Kewaspadaan dan pengendalian yang tepat, meskipun gadget memberikan berbagai manfaat, penting untuk mengawasi dan mengontrol penggunaannya oleh anak. Penting untuk memastikan bahwa mereka menggunakan gadget dengan bijak, mengatur batasan waktu layar yang sehat, dan terlibat dalam kegiatan fisik dan sosial yang seimbang.
Dampak gadget dalam kemampuan komunikasi sosial bagi perkembangan anak
Dengan sering menggunakan gadget dapat mengalami pengurangan interaksi sosial langsung dengan orang lain. Mereka mungkin lebih cenderung berkomunikasi melalui pesan teks atau media sosial daripada berinteraksi secara langsung.
Kesulitan mengembangkan keterampilan nonverbal, seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata penting dalam membentuk hubungan sosial yang kuat. Namun, dengan menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar gadget, anak dapat kesulitan mengembangkan keterampilan nonverbal ini
Keterbatasan kemampuan berkomunikasi secara efektif, apabila terlalu sering mengandalkan gadget, maka dapat menghambat perkembangan keterampilan komunikasi verbal anak. Mereka mungkin kurang terampil dalam menyampaikan pikiran dan perasaan secara jelas dan efektif.
Ketika seorang anak yang sangat bergantung pada gadget dapat mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang mendalam dan bermakna dengan orang lain. Mereka mungkin kurang dapat memahami dan menghadapi emosi, kebutuhan, dan perbedaan orang lain secara langsung.
Penggunaan yang berlebihan atau tidak tepat dari gadget dapat menyebabkan menjadi potensi terisolasi secara sosial. Mereka mungkin lebih memilih bersosialisasi melalui gadget daripada berpartisipasi dalam kegiatan sosial di dunia nyata.
Kurangnya pemahaman tentang etika digital, dimana anak mungkin tidak sepenuhnya memahami dampak yang dibawa oleh media sosial dan komunikasi online. Mereka mungkin tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang etika digital, seperti privasi online, cyberbullying, atau kesopanan dalam berkomunikasi virtual.
Kurangnya interaksi sosial langsung juga dapat menghambat kemampuan anak untuk membaca dan menafsirkan emosi orang lain. Mereka mungkin kesulitan dalam menangkap nuansa nonverbal dan konteks sosial yang mempengaruhi komunikasi interpersonal.
Potensi adiksi digital pada anak yang terlalu banyak terpaku pada gadget dapat mengalami adiksi digital, dimana mereka cenderung mengabaikan interaksi sosial di dunia nyata dan lebih memilih interaksi virtual.
Gadget dan teknologi dapat mempengaruhi kreativitas dan kecerdasan anak
Pengaruh pada kreativitas, meningkatkan akses ke informasi dan inspirasi. Penggunaan gadget dan teknologi dapat memberikan akses terhadap berbagai sumber inspirasi dan informasi yang dapat merangsang kreativitas anak. Mereka dapat mengeksplorasi karya seni, musik, dan literatur dari seluruh dunia dengan cepat.
Mendorong eksplorasi dan percobaan: Gadget dan teknologi memungkinkan anak untuk mencoba berbagai jenis kreativitas, seperti membuat musik, menggambar digital, atau membuat film pendek. Hal ini dapat memperluas kemampuan anak dalam mengembangkan kekreatifan mereka.
Kolaborasi dan berbagi karya: Platform media sosial dan aplikasi kreatif memungkinkan anak untuk berkolaborasi dengan orang lain, mendapatkan umpan balik, dan berbagi karya mereka dengan audiens lebih luas. Ini dapat mendorong kreativitas anak dengan memberikan peluang untuk memperluas ide-ide dan memperkuat kemampuan mereka.
Pengaruh pada kecerdasan, memperluas pengetahuan yaitu dengan gadget dan teknologi, anak dapat memperoleh akses cepat ke berbagai sumber pengetahuan seperti buku, e- book, video pembelajaran, dan aplikasi edukatif. Ini dapat membantu meningkatkan pemahaman dan pengetahuan yang mendukung perkembangan kecerdasan anak.
Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah: Gadget dan teknologi dapat memberikan tantangan pemecahan masalah yang dapat merangsang perkembangan kecerdasan anak.
Misalnya, game edukatif atau aplikasi puzzle dapat membantu anak untuk berpikir logis, menganalisis situasi, dan mencari solusi yang kreatif.
Pembelajaran yang adaptif: Aplikasi dan program pembelajaran online dapat disesuaikan dengan tingkat kecerdasan dan kebutuhan individual anak. Ini memungkinkan mereka untuk belajar dalam kecepatan mereka sendiri dan menggali potensi mereka dengan lebih baik.
Penggunaan gadget sebagai alat pembelajaran. Akses ke materi pendidikan denganmenggunakan gadget, anak dapat mengakses materi pendidikan dalam berbagai format, seperti video pembelajaran, aplikasi edukatif, atau situs web pendidikan. Ini memberikan kebebasan dan fleksibilitas dalam mempelajari konsep-konsep baru.
Meningkatkan keterlibatan dan minat belajar: Teknologi interaktif dan visual dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan menantang bagi anak. Animasi, permainan, dan interaksi langsung dengan konten dapat memotivasi mereka untuk belajar dengan lebih antusiasme.
Menggunakan gadget memungkinkan untuk bisa berkomunikasi dengan cepat dan mudah antara siswa dan guru, atau antara sesama siswa. Ini dapat memberikan ruang untuk kolaborasi, diskusi, dan tanya jawab yang lebih efektif dalam pembelajaran
Langkah yang dapat diambil oleh orang tua untuk mengendalikan dan mengawasi penggunaan gadget pada anak
Tentukan batasan waktu: Tetapkan waktu yang ditentukan untuk penggunaan gadget anak, seperti misalnya satu atau dua jam per hari, dan pastikan anak mematuhi batas tersebut. Anda juga dapat menggunakan fitur pengatur waktu pada gadget untuk mengatur waktu penggunaan.
Membuat aturan yang jelas tentang kapan dan di mana gadget boleh digunakan, seperti misalnya di ruang keluarga atau hanya setelah tugas sekolah selesai. Pastikan anak memahami dan mengikuti aturan tersebut.
Periksa secara teratur sejarah browsing anak, aplikasi yang diunduh, dan aktivitas online mereka. Ini dapat membantu mengetahui apa yang mereka akses dan apakah ada potensi masalah keamanan atau kegiatan yang tidak sesuai.
Membicarakan dengan anak tentang penggunaan gadget dan pentingnya penggunaan yang bertanggung jawab. Jelaskan risiko dan bahaya yang dapat timbul dari konten yang tidak sesuai atau berinteraksi dengan orang asing online. Dorong anak untuk berbicara dengan Anda jika mereka mengalami sesuatu yang tidak nyaman atau meragukan saat menggunakan gadget.
Gunakan fitur pengamanan di gadget anak, seperti kontrol orang tua atau pengaturan privasi, untuk membatasi akses anak kepada konten atau aplikasi tertentu.
Berikan kepada anak alternatif yang sehat untuk mengisi waktu luang mereka, seperti bermain di luar, membaca buku, bermain permainan tradisional, atau berinteraksi dengan teman-teman secara langsung. Dorong mereka untuk menjalani gaya hidup yang seimbang antara penggunaan gadget dan kegiatan lainnya.
Jaga penggunaan gadget Anda sendiri dan pastikan Anda mematuhi aturan penggunaan yang Anda tetapkan untuk anak. Anak cenderung meniru perilaku orang tua, jadi tunjukkan kepada mereka melalui contoh Anda bahwa penggunaan gadget harus seimbang dan terkendali.
Campur tangan dan libatkan diri dalam aktivitas yang melibatkan penggunaan gadget anak, seperti bermain permainan atau melihat konten bersama mereka. Ini tidak hanya memungkinkan Anda untuk memonitor aktivitas mereka, tetapi juga mempromosikan interaksi dan komunikasi yang lebih dalam antara orang tua dan anak.
Penting untuk mengingat bahwa setiap anak berbeda, dan strategi pengawasan dan pengendalian yang efektif dapat bervariasi. Sementara penggunaan gadget dapat membantu dalam pengembangan anak, penting juga untuk menciptakan keseimbangan antara penggunaan gadget
dan kegiatan lainnya dalam kehidupan anak.
Penulis: Guru di SMPN 2 Dayeuhkolot Kab. Bandung, Jawa Barat
Discussion about this post