GARUT, (BR-NET) – Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat bersama Forum Penyuluh Antikorupsi dan Ahli Pembangun Integritas (PAKSI-API) Provinsi Jawa Barat menggelar kegiatan Sosialisasi Antikorupsi bagi Warga Sekolah di SMAN 1 Garut, Selasa (11/11/2025).
Kegiatan ini menjadi pembuka rangkaian roadshow edukasi antikorupsi di tujuh sekolah menengah di Jawa Barat, yang berlangsung pada 10–21 November 2025.
Acara ini merupakan tindak lanjut dari Surat Perintah Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor: 1050/KPG.03.01/Sekre, yang menugaskan 15 penyuluh antikorupsi tersertifikasi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) KPK RI untuk menanamkan nilai-nilai integritas dan semangat antikorupsi sejak dini di lingkungan pendidikan.
Sebanyak 200 peserta hadir dalam kegiatan di SMAN 1 Garut, terdiri dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, bendahara, komite sekolah, dan siswa-siswi.
Suasana berlangsung penuh semangat dan keakraban, saat para penyuluh mengajak peserta berdialog tentang arti kejujuran, tanggung jawab, keberanian menolak gratifikasi, serta sikap sederhana dan peduli sesama.
Dalam sambutannya, Kepala Sekolah SMAN 1 Garut menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Inspektorat Jabar dan Forum PAKSI-API.
“Kami bangga menjadi bagian dari gerakan sekolah berintegritas ini. Semoga kegiatan ini menjadi langkah awal menumbuhkan budaya antikorupsi di lingkungan pendidikan, dimulai dari diri kita sendiri,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Forum PAKSI-API Provinsi Jawa Barat, Nur’aini Ilmi Tanjung, SE., M.Si., yang akrab disapa Master Ilmi, menegaskan pentingnya membangun karakter integritas di dunia pendidikan.
“Korupsi tidak akan pernah berakar di tanah yang subur dengan kejujuran. Kami mengajak semua warga sekolah untuk menanamkan sembilan nilai integritas: jujur, mandiri, disiplin, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, adil, dan kerja keras,” tuturnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini tidak sekadar ceramah antikorupsi, tetapi juga pembelajaran karakter dan perubahan perilaku, agar pelajar dan guru terbiasa berpikir jujur, bertindak adil, dan menolak segala bentuk penyimpangan sejak dini.
“Sekolah adalah tempat terbaik untuk menanam benih integritas. Dari sinilah akan lahir generasi yang cerdas, beretika, dan berani berkata tidak pada korupsi,” ujarnya.
Lanjut Master Ilmi, melalui sinergi antara Inspektorat Jabar dan PAKSI-API, diharapkan nilai-nilai integritas dapat tumbuh menjadi karakter utama bagi pelajar, guru, dan tenaga pendidik.
“Jawa Barat Istimewa Lahir Batin tidak akan terwujud tanpa integritas. Karena itu, kami ingin menyalakan lilin-lilin kecil kejujuran di setiap sekolah,” tegasnya
Program ini akan berlanjut hingga 21 November 2025 di tujuh satuan pendidikan:
1. SMAN 1 Garut
2. SMAN 1 Tasikmalaya
3. SMAN 5 Tasikmalaya
4. SMAN 1 Banjar
5. SMKN 1 Banjar
6. SMKN 1 Pangandaran
7. SMAN 1 Pangandaran
“Setiap kegiatan dijadwalkan mulai pukul 07.30 WIB hingga selesai, dengan konsep interaktif dan partisipatif agar peserta lebih mudah memahami praktik antikorupsi dalam kehidupan nyata,” katanya.
Dengan langkah awal dari Garut, Inspektorat Provinsi Jawa Barat dan PAKSI-API berharap gelombang kesadaran integritas terus mengalir ke seluruh penjuru sekolah di Jawa Barat.
“Gerakan ini menjadi inspirasi bahwa melawan korupsi bukan sekadar slogan, melainkan gaya hidup baru yang berakar dari nilai kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian,” imbuhnya.
Selain itu, Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat melalui master Ilmi menegaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan kolektif membangun budaya antikorupsi di seluruh satuan pendidikan.
“Sejalan dengan pelaksanaan Indeks Pencegahan Korupsi (MCP) dan peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025,” pungkasnya
Dalam sesi diskusi dan dialog interaktif Master Ryan dan Master Agus Subhan, tampil sebagai narasumber utama. Keduanya mengemas materi dengan gaya inspiratif dan mudah di pahami oleh pelajar dan para pengajar serta kepala sekolah dan komite sekolah
Master Agus Subhan menegaskan, antikorupsi bukan teori, tetapi praktik hidup sehari-hari
“Menyontek saat ujian, datang terlambat, atau menyalahgunakan kepercayaan, semua itu bentuk kecil dari perilaku tidak jujur. Kalau di sekolah sudah terbiasa jujur, nanti saat dewasa kita tidak mudah tergoda oleh korupsi,” jelasnya.
Sementara itu, Master Ryan menambahkan pentingnya keteladanan guru dan kepala sekolah dalam membentuk karakter integritas siswa.
“Nilai antikorupsi harus ditanamkan dengan contoh, bukan hanya kata-kata. Ketika guru disiplin, transparan, dan peduli, murid akan meniru. Dari situ lahir budaya integritas,” tukasnya
Seluruh sesi kegiatan didampingi oleh 15 Penyuluh Antikorupsi aktif Jawa Barat, yang secara kolaboratif membantu fasilitasi peserta, memberikan arahan, dan memandu berbagai sesi interaktif seperti ice breaking, game edukatif, dan diskusi nilai integritas.
Usai penyampaian materi, suasana aula semakin hidup dengan sesi ice breaking yang menggugah semangat peserta. Para siswa diajak bermain sambil belajar tentang arti kejujuran, tanggung jawab, dan kerja keras.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemutaran dan review film antikorupsi, yang menggambarkan dampak nyata perilaku koruptif terhadap masyarakat. Peserta kemudian melakukan post-test dalam bentuk game interaktif berhadiah, dipandu langsung oleh para penyuluh.
“Ternyata belajar antikorupsi bisa menyenangkan. Kami diajak berpikir kritis, bekerja sama, dan berani mengemukakan pendapat,” ujar salah satu siswa peserta dengan penuh semangat.(Dadang/Tatang).













Discussion about this post