Cimahi (BR).- Penanganan sampah tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun masyarakat dan pihak terkait lainnya pun harus ikut terlibat.
Seperti di Kota Cimahi, masyarakat diminta untuk melakukan pemilhan sampah sejak dari rumah.
Pola pemilhahan sampah sejak dari rumah terus disosialisasikan oleh Pemerintah Kota Cimahi kepada masyarat, untuk mengurangi beban biaya pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
“Kita minta masyarakat turut berperan aktif untuk mengurangi sampah sejak dari rumah. Sampah juga bisa bermanfaat kalau dikelola dengan baik,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi, Lilik Setyaningsih. Jumat (13/5/2022).
Lilik mengatakan, biaya angkut sampah hampir dipastikan membengkak seiring dengan rencana dialihkannya pembuangan sampah dari TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat, ke TPPAS Legok Nangka di Kabupaten Bandung.
Lilik Setyaningsih mengungkapkan, sebetulnya pihaknya sudah mengestimasikan biaya angkut sampah ke TPPAS Legok Nangka itu mencapai Rp23 miliar per tahun dari total sekitar 150 ton sampah per hari.
“Tapi kan kemarin sudah ada kesepakatan kita minimal buang sampah 200 ton, jadi otomatis lebih membengkak lagi. Lebih besar dari Rp 23 miliar,” ungkap Lilik.
Biaya beban angkut sampah dari Kota Cimahi itu melonjak tajam dibandingkan biaya pengangkutan dari Kota Cimahi ke TPA Sarimukti yang mencapai Rp 16 miliar per tahun, yang meliputi pembayaran Kompensasi Jasa Pelayanan (KJP) dan Kompensasi Dampak Negatif (KDN).
Dikatakan Lilik, untuk saat ini volume sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Cimahi mencapai 273 ton per hari. Namun dirinya memprediksi volumenya akan naik hingga 300 ton dalam beberapa tahun ke depan seiring bertambahnya jumlah penduduk.
“Rata-rata timbulan 273 ton per hari, tapi ke depan dengan bertambahnya penduduk bisa saja sampai 300 ton,” ujar Lilik. (Red)
Discussion about this post