Soreang ( BR. ) Seperti disampaikan Tokoh Pendidikan Prof. H.Toto Sutarto Gani Utari M. Pd, Sabtu (09/11/19) ketersediaan sarana prasarana termasuk sarana air bersih di sekolah, hal tersebut tersebut masuk ke dalam unsur penilaian Akreditasi sekolah dan berpengaruh pada status kepala sekolah sebagai manajer dan pengawas sekolah sebagai penilai dan pemberi arahan kepada kepala sekolah.
Menyikapi ketidaktersediaan Sarana Air bersih (Toilet) Kepala Dinas Pendidikan Kab. Bandung, Dr. H. Juhana M. Pd pada bandungraya. net menuturkan bahwa Ikhtiar Disdik Kab. Bandung terkait pembangunan bidang pendidikan aspek sarpras sekolah telah sesuai renstra Disdik yang bertumpu peningkatan akses, mutu dan tata kelola.
Dikatakan Juhana, secara teknis peningkatan sarpras sekolah dilakukan dengan strategi antara lain;
1) optimalisasi pendataan dan PEMETAAN prioritas pembangunan sarpras termasuk toilet/WC.
2) optimalisasi penggunaan APBN Dan APBD
3) optimalisasi PENGGUNAAN CSR
4) akselerasi Rencana Tindak Lanjut (RTL) melalui musrenbang, aplikasi DAPODIK, aplikasi krisna
5) optimalisasi pemberdayaan partisipasi masyarakat sesuai PP 48/2008 pasal 2 bahwa pendanaan pendidikan adalah tanggung bersama pemerintah daerah dan masyarakat yang mampu dan peduli.
Menurutnya, persoalan utama terletak pada partisipasi/ kontribusi masyarakat yang tersendat dan disebabkan oleh kekurang ketahuan para kepala sekolah untuk memanfaatkan potensi masyarakat karena opini sekolah gratis sangat kuat ditambah sikap sekeptis/curiga sebagian orang tua murid, para awak media dan LSM yang mengklaim dengan lebel pungli.
” Hal ini membuat para kepala sekolah menjadi pasif, seakan kehilangan kreatif dan inovatif,” ujarnya.
Jelas Juhana, berkenaan dengan Dana APBN dan APBD untuk sarpras memang relatif belum memadai namun cukup proposional jika (Sabilulungan) partisipasi masyarakat cukup signifikan.
Juhana, menghimbau agar masyarakat proaktif dan peduli atas ketidaktersediaan sarpras sekolah yang kurang memadai, kepada para kepala sekolah agar cerdas dan berani secara normatif dalam pemberdayaan masyarakat yang peduli pendidikan.
“Kepada para awak media dan LSM kami ucapkan terima kasih atas kontrol sosial yang epektif dan bermanfaat, kami berharap pula para awak media dan LSM memberikan pencerahan bagi masyarakat,” pungkasnya. (BR.01)
Discussion about this post