Senin, 17 November, 2025

Paguyuban Rafting Sungai Palayangan Perkuat Kekompakan dan Kelestarian Alam

Pangalengan (BR.NET).- Wisata arung jeram di Sungai Palayangan, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, kini semakin tertata sejak berdirinya Paguyuban Rafting Sungai Palayangan (PRSP). Paguyuban yang menaungi 36 operator arung jeram ini berperan penting dalam menjaga kekompakan pelaku usaha sekaligus mendukung pelestarian lingkungan di kawasan wisata air tersebut, Sabtu, 25 Oktober 2025 kemarin.

WAJIBDIBACA

Pembina sekaligus penasehat PRSP, Yuda, menjelaskan bahwa tujuan utama pembentukan paguyuban ini adalah menyamakan persepsi antaroperator serta memperkuat rasa kekeluargaan di antara para pelaku usaha yang bergerak di bidang yang sama.

“Tujuan awal kami adalah menyamakan persepsi bahwa semua operator memiliki kepentingan yang sama. Selain itu, kami ingin menjaga kekeluargaan dan membentuk organisasi sosial yang bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar Sungai Palayangan, terutama di Desa Wanasari dan Pulosari,” ujar Yuda.

Sebelumnya, paguyuban ini berbentuk asosiasi. Namun karena kebutuhan di lapangan, para operator sepakat bertransformasi menjadi paguyuban. Secara resmi, PRSP berdiri pada 1 Mei 2024, bertepatan dengan penandatanganan MoU antara PRSP dan PT Alabar Hijau Lestari, perusahaan yang ditunjuk oleh Indonesia Power (IP) sebagai mitra pengelola wisata arung jeram.

Saat ini terdapat 36 operator yang tergabung dalam PRSP, seluruhnya telah memiliki legalitas berbentuk CV maupun PT.

Sementara itu, para pemandu (guide) sebagian besar telah memiliki sertifikat profesi dari BNSP maupun Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI). Baru-baru ini, PRSP juga mengadakan pelatihan bersama FAJI Kabupaten Bandung untuk meningkatkan profesionalitas pemandu arung jeram.

Kegiatan arung jeram di Sungai Palayangan menempuh jalur sepanjang 4,6 kilometer, mulai dari Bendungan Wanasari hingga wilayah Rahong, Desa Pulosari. Waktu tempuh rata-rata berkisar 30–45 menit, tergantung jumlah pengunjung.

Harga tiket yang disepakati paguyuban saat ini sebesar Rp150.000 per orang, dengan batas minimal peserta sesuai ketentuan.

Dalam pengelolaannya, PRSP bekerja sama dengan PT Alabar Hijau Lestari sebagai mitra resmi Indonesia Power. Kerja sama tersebut juga mencakup setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang disalurkan oleh pihak PT kepada IP selaku pemilik aset.

“Kami tidak tahu pasti nominal PNBP-nya karena itu urusan langsung antara PT dengan IP. Tapi sejauh ini, PNBP dari kegiatan wisata arung jeram tetap berjalan,” ungkap Yuda.

Lebih lanjut, Yuda menjelaskan bahwa hingga kini belum ada ketetapan pasti terkait Pajak Asli Daerah (PAD) untuk usaha wisata air di kawasan Pangalengan.
Menurutnya, Bapenda Kabupaten Bandung sempat mengundang perwakilan operator untuk sosialisasi, namun belum menentukan nominal pajak yang akan diberlakukan.

“Kami sudah pernah dikumpulkan oleh Bapenda di aula kabupaten. Saat itu disampaikan rencana pajak wisata air sekitar 30 persen. Tapi kami keberatan karena terlalu besar. Kalau 10 persen masih bisa, tapi 30 persen terlalu berat bagi kami,” ujarnya.

Yuda berharap pemerintah daerah dapat mempertimbangkan kondisi pelaku usaha wisata lokal sebelum menetapkan besaran pajak.

“Potensi wisata di Pangalengan ini besar — bukan hanya arung jeram, tapi juga hotel, camping ground, dan rumah makan. Kami siap mengikuti aturan, tapi kami harap ada keadilan dan sosialisasi yang jelas dari pemerintah,” tegasnya.

Selain fokus pada kegiatan usaha, PRSP juga aktif menjaga kebersihan sungai. Para pedagang di area start tidak lagi diperbolehkan menjual minuman dalam kemasan plastik, melainkan diganti dengan gelas bambu untuk mengurangi sampah.
Paguyuban pun rutin melaksanakan pembersihan sungai dan danau setiap bulan, dengan membagi operator ke dalam dua sektor pembersihan.

“Kami sudah jadwalkan kerja bakti rutin. Semua operator turun membersihkan sungai dan danau saat pengunjung sepi,” tutur Yuda.

Dengan kolaborasi yang baik antara pelaku usaha, masyarakat, dan pemerintah, Paguyuban Rafting Sungai Palayangan (PRSP) optimistis wisata arung jeram di Pangalengan akan terus berkembang menjadi destinasi unggulan Kabupaten Bandung yang tertib, produktif, dan ramah lingkungan. (Asted)

Berita Selanjutnya

Discussion about this post

KOLOM