Bandungraya.net – Sleman | Puluhan Kepala Keluarga (KK) atau ratusan jiwa warga Padukuhan Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman mulai mengungsi pascameningkatnya aktivitas Gunung Merapi, Rabu (27/1/2021).
Camat Pakem, Suryanto mengatakan ada kurang lebih 80 KK atau 200 jiwa yang mulai mengungsi.
“Ini baru masuk, baru saja. Ini sudah di posisi barak utama di Purwobinangun,” kata Suyanto dikutip dari cnnindonesia.com, Rabu (27/1/2021).
Suyanto menyebut, mereka mengungsi karena mendapat rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman.
Saat Merapi mengeluarkan awan panas guguran hari ini, kata dia, warga di Padukuhan Turgo sempat berlarian ke luar rumah untuk mencari tempat aman.
Dirinya pun belum bisa memastikan sampai kapan warga akan mengungsi. Para warga akan menunggu rekomendasi dari BPPTKG sebelum kembali ke rumah.
“Menunggu rekomendasi dari BPPTKG, nanti melihat situasi dan kondisinya Merapi,” ucapnya.
BPPTKG sebelumnya melaporkan Gunung Merapi telah meluncurkan 36 kali guguran awan panas sejak pukul 00.00-14.00 WIB hari ini.
Luncuran awan panas terdeteksi dengan jarak antara 500 sampai 3 ribu meter ke arah barat daya atau menuju hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menyatakan awan panas tercatat di seismograf dengan amplitudo 15 sampai 60 milimeter dan berdurasi 82 sampai 197 detik.
“Pada beberapa desa di Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Boyolali dan Boyolali Kota, hujan abu didapati dengan intensitas tipis,” ujar Hanik.
Hanik menghimbau warga menjauhi wilayah bahaya yang ditetapkan pada radius 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi pada alur Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, dan Kali Putih. Wilayah ini memiliki potensi bahaya guguran lava dan awan panas. (Red)
Discussion about this post