JAKARTA (BR) – Menteri Koordinasi (Menko) untuk Ekonomi Airlangga Hartarto mengatakan total aset asuransi dan dana pensiun di Indonesia masih kurang dari 20 persen dari produk domestik bruto nominal (PDB) pada tahun 2020.
Angka ini cukup jauh dari total aset asuransi dan dana pensiun di Malaysia dan Singapura, yang masing -masing mencapai 60 persen hingga 85 persen dari PDB.
Menurutnya, sejauh ini masih banyak pekerja di negara ini yang tidak memiliki akses ke dana pensiun.
Di sisi lain, ruang tumbuh untuk sektor asuransi sebenarnya cukup besar dibandingkan dengan penetrasi sektor di Indonesia yang termasuk dalam terendah di wilayah tersebut, sehingga diharapkan bahwa setidaknya Indonesia dapat mencocokkan Malaysia nanti.
Selain itu, kontribusi asuransi dan dana pensiun dalam memperdalam dan memperluas pasar keuangan diperlukan.
Ini, kata Airlangg, sangat penting untuk stabilitas sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan di tahun mendatang.
Selama Pandemi Covid-19, sektor asuransi telah memainkan peran penting dalam mendukung kebutuhan keuangan untuk mengatasi tingginya biaya COVID-19.
“Ini dapat dilihat dari peningkatan klaim asuransi kesehatan yang terkait dengan COVID-19 yang signifikan, serta dukungan pemerintah melalui anggaran negara,” jelasnya.
Di sisi lain, ia menganggap sektor asuransi memainkan peran penting dalam mitigasi fasilitas asuransi kredit pinjaman bank.
Bagian asuransi kredit di Indonesia secara keseluruhan sekitar 60 persen pada tahun 2020. (Red)
Discussion about this post