GARUT, (BR-NET) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menetapkan kasus keracunan massal di Kabupaten Garut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Penetapan ini disampaikan langsung oleh Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, usai melakukan peninjauan kondisi terkini penyintas keracunan makanan di Puskesmas Kadungora, Kabupaten Garut, pada Selasa malam (30/9/2025).
Penetapan status KLB ini diputuskan setelah Bupati Garut beserta jajaran pejabat tinggi pratama dan Sekretaris Daerah (Sekda) menggelar rapat darurat usai melakukan peninjauan di Puskesmas Kadungora.
”Barusan kami melaksanakan rapat dengan Pak Sekda, dengan Bu Kadis, dan juga beberapa pejabat tinggi Pratama. Intinya adalah bahwa kita menegaskan kembali, bahwa karena kondisinya tadi sudah perlu penanganan khusus maka kita nyatakan sebagai KLB,” tegas Bupati Syakur.
Dengan ditetapkannya status KLB, imbuh Bupati Garut, Pemkab Garut menjamin seluruh biaya penanganan dan perawatan korban akan ditanggung penuh.
”Berarti kemungkinan semua pembiayaan itu akan kita cover melalui BTT (Belanja Tidak Terduga),” ujar Bupati.
Selain jaminan pembiayaan, langkah-langkah luar biasa juga segera diinstruksikan untuk memastikan semua korban mendapatkan penanganan medis. Syakur telah memanggil seluruh kepala desa untuk melakukan sweeping (penyisiran) di wilayah masing-masing guna mencari warga yang bergejala agar segera menghubungi puskesmas untuk dijemput.
”Jadi jangan sampai kemudian dianggap tidak apa-apa lah, dianggap jauh lah, takut ada biaya lah, sehingga mereka tidak segera ditangani dengan baik,” jelasnya.
Hingga Selasa malam, Bupati Garut mendapatkan informasi dari Kepala Dinas Kesehatan bahwa total terdapat 131 orang yang mendapatkan perawatan. Para penyintas dirawat di dua lokasi, yakni Puskesmas Kadungora dan Puskesmas Leles.
”Ada 131 yang mendapatkan perawatan. Dibagi di dua tempat, disini dan di Leles,” ungkap Bupati.
Dari jumlah tersebut, tiga orang terpaksa dirujuk ke rumah sakit karena memerlukan penanganan yang lebih intensif, termasuk salah satu di antaranya adalah balita.
Mengenai dugaan sumber keracunan, Bupati Garut menyatakan bahwa Pemkab masih menunggu hasil penelitian lebih lanjut. Sebagai langkah pencegahan dan tindak lanjut, tempat atau dapur yang diduga menjadi penyebab keracunan telah ditutup sementara oleh Pemkab Garut.
”Ya kita tutup, karena memang sudah jelas ini sudah ada korban yang relatif banyak,” ujarnya.
Ia memastikan bahwa kondisi penanganan medis saat ini terkendali. Ia juga menyampaikan harapannya agar para penyintas dapat segera pulih, serta terlihat beberapa pasien sudah mulai menunjukkan perbaikan kondisi.
”Kita lihat beberapa orang sudah kelihatan wajahnya sudah mulai cerah, tapi tetep kita lakukan monitoring sampai 8 jam. Mungkin tengah malem, dan saya berharap mereka itu bisa kembali ke rumahnya masing-masing. Dan tadi saya lihat beberapa tadi sudah senyum, dan tadi gejala-gejala seperti BAB-nya sudah mulai kurang,” tutupnya.(Dadang).
Discussion about this post