Bandungraya.net – Bandung | Kenaikan harga kedelai memicu reaksi dari para perajin tahu dan tempe di Kota Bandung. Mereka mengancam mogok produksi selama tiga hari dari 28 sampai 30 Mei 2021.
Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti), Asep Nurdin mengaku telah mendengar kabar mogok tersebut. Pihaknya tidak menganjurkan apabila ada produsen tahu tempe yang secara individu melakukan mogok produksi.
“Kalau misal berhenti, kasihan produsen yang kecil-kecil. Kalau ada yang mau berhenti silakan berhenti, memang ada rencana dari beberapa kawan yang mau berhenti pada tanggal 28 – 30 Mei,” ujar Asep, Rabu (26/5/2021) dikutip dari cnnindonesia.com.
Asep menyesalkan tingginya harga kedelai saat ini yang berpatokan pada harga kedelai di Amerika Serikat. Untuk itu, pihaknya bersama Gabungan Pengusaha Tahu dan Tempe Indonesia (Gapoktindo) mendesak agar Kementerian Perdagangan RI bergerak dengan memanggil importir. Salah satu permintaannya agar harga kedelai tidak lebih dari Rp10.500 per kilogram.
Selain itu, pihaknya juga mempersilakan agar produsen tahu tempe untuk menaikkan harga jual maksimal 30 persen atau disesuaikan dengan kondisi.
“Pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan juga akan mengumumkan perihal hal ini dalam waktu dekat,” ujarnya.
Dampak kenaikan harga kedelai di pasar internasional sendiri mulai dirasakan perajin tahu tempe skala industri rumahan di Bandung.
Di pabrik tahu Cibuntu, misalnya, para perajin memilih mengurangi ukuran ketimbang menaikkan harga tahu tempe ke konsumen. (Red)
Discussion about this post