Bandung Barat (BR).- Sebanyak 165 ekor sapi perah di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mati semenjak penyakit mulut dan kuku (PMK) ditemukan sebulan lalu.
Dampak dari PMK ini juga menyebabkan produktivitas sapi dalam menghasilkan susu menurun hingga 80 persen. Padahal, sebum wabah PMK, produksi susu yang dihasilkan 20 ribuan ekor sapi bisa mencapai 125 ton per hari.
Ketua Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU), Dedi Setiadi, mengatakan, semenjak muncul PMK produksi susu turun 40 ton per hari. Sehingga kini produksinya sekitar 85 ton per hari.
“Susu sebanyak 40 ton itu setara dengan Rp300 juta. Itu berarti jika dihitung dari sebulan lalu, sudah kehilangan pendapatan miliaran rupiah,” ungkap Dedi, Rabu (6/7/2022).
Dedi mengatakan, virus PMK penyebarannya sulit dikendalikan. Jika dalam satu kandang ada tujuh ekor sapi dan ada satu yang terjangkit PMK, maka sudah bisa dipastikan enam ekor lainnya juga akan terkena.
“Kebersihan kandang harus terus dijaga, serta segera pisahkan sapi yang ternak PMK,” kata Dedi
Sebelumnya, sejak temuan pertama di Lembang sebulan lalu, sudah 7.000 ekor lebih sapi perah yang terjangkit PMK.
Dari jumlah yang terkena tersebut, 5.000-an ekor sembuh. Sisanya ada 250 ekor yang dipotong paksa.
Sapi perah yang mati jumlahnya mencapai 165 ekor. Untuk mencegah penularan, sapi yang mati dikucurkan. (Red)
Discussion about this post