SOREANG (BR). – Tokoh Pendidikan Kab. Bandung prof DR H Toto Sutarto Gani Utari M.Pd berpendapat apabila paham level of competence Cognitive, semuanya akan sadar bahwa study tour itu tuntutan Cognitive level 2.2 yaitu kemampuan interpretasi peserta didik.
“Saya sangat senang saat setiap sekolah khususnya SMP/SMA ada program study tour. Tapi dalam perjalanannya studi tour itu menyimpang jadi piknik. saya berubah menjadi senang studi tour dilarang, karena penyimpangan tersebut,” katanya
Menurut Toto, seandainya sekarang ada yang melaksanakan lagi, sebenarnya bagus dengan catatan dilaksanakan sesuai dengam tuntutan kurikulum. Apabila dikaitkan dengan kurikulum studi tour itu menjadi keharusan.
“Sayangnya, pemahaman sebagaian besar guru akan posisi studi tour dalam pembelajaran masih kabur. sehingga, saya setuju ada penegsan dari kadisdik sebelum pemahaman posisi studi tour dalam pembelajaran dikuasai. jangan setelah paham semua sekolah menolak melaksanakan studi tour,” jelasnya.
Dia menjelaskan study tour itu pelaksanaannya harus kerjasama antara dinas, selolah dan orang tua. Sehingga, semua pihak akan mengerti apa dan bagaimana semestinya program pendidikan khususnya terkait studi tuor.
“Mari kita pahami semua kegiatan sekolah, khususnya studi tour agar semua pihak mendukung pelaksanaannya dan mengantisipasi pemanfaat oleh oknum sekolah,” ujarnya.
Sementara Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung Maulana Fahmi menanggapi keluhan orang tua siswa tentang program study tour, yang diselenggarakan sekolah di Kabupaten Bandung.
Menurutnya, kalau dipandang dari sisi program studynya memang bagus. Sebab, bisa memberikan pembelajaran kepada siswa. Namun, hal itu tidak boleh membebani orang tua siswa. ” Semua program pasti berdampak positif dan negatifnya, kalau program sekolah seharusnya jangan membebani ortu siswa dan jangan terkesan mewajibkan. Sebab, akan berdampak secara pisikologis kepada anak,” jelasnya.
Fahmi berharap, Dinas pendidikan Kabupaten Bandung bisa menyikapi terkait program tersebut. ” Disdik jangan hanya mengimbau, tapi harus mengintruksikan kepada semua sekolah agar melakukan pembelajaran study tuor di wilayah sekitar saja supaya bisa mengangkat nilai ekonomi dan pengenalan wisata khususnya kabupaten Bandung umumnya Jawa Barat,” pungkasnya. (red)
Discussion about this post