JALAK HARUPAT. (BR) Peresmian Soccer Training Sabilulungan Si Jalak Harupat di Kecamatan Kutawaringin Kab. Bandung yang dalam pembangunannya menghabiskan anggaran sebesar Rp 15, 04 Milyar, sempat membuat awak media yang akan melakukan peliputan acara tersebut kecewa.
Pasalnya tanpa diduga Event Organizer (EO) penyelenggaraan acara tersebut sempat 4 kali menanya dan tidak memperbolehkan para awak media untuk masuk ke area acara, dengan dalih SOP Covid-19.
Saat ditanya bagaimana untuk masuk ke area acara..? beberapa personil EO, mengatakan bahwa itu harus seijin panitia, sedangkan untuk rekan-rekan media sudah dikomunikasikan dengan Humas Pemkab Bandung.
“Kami tidak ada kapasitas untuk mengeluarkan ID liputan, karena peserta yang hadir dibatasi,” tegas personil EO.
Bila melihat kejadian dan peserta sudahkah panitia dan Event Organizer memperhitungkan para undangan dan peserta yang ikut hadir dalam acara Peresmian Soccer Training Sabilulungan Si Jalak Harupat tersebut, jawabannya Wallahualam.
Kekecewaan bukan menimpa para awak media saja melainkan Anggota DPRD kab. Bandung dari Partai Gerindra Praniko Imam Sagita yang juga selaku Ketua Komisi B DPRD Kab. Bandung yang sempat dipertanyakan dan dijegal kehadirannya oleh para Petugas Event Organizer dan Panitia.
Menurut Praniko, dirinya selaku anggota dewan sangat kecewa, dan merasa tidak dianggap oleh panitia mulai dari saat tiba oleh para petugas Dishub hingga para Petugas EO dan panitia.
“Saat akan memasuki area kegiatan apalagi, perlakuan para petugas EO dan panitia sangatlah ketat, hingga bertanya yang lain lain, ID card, undangan dan sebagainya,” ujar Praniko.
Padahal menurutnya, tidak mungkin menghadiri acara tersebut kalau tidak ada undangannya, apalagi yang main pada saat persesmian lapangan tersebut para rekan rekan Anggota DPRD kab. Bandung juga.
“Kegiatan seperti itu menghabiskan biaya yang begitu besar mau itu biaya dari pusat, provinsi maupun daerah, sehingga kami yang ada didaerah mohon dihargai bukan untuk didewakan, sebagai pemangku kepentingan diwilayah, “Jangankan ke masyarakat” kita saja diperlakukan seperti itu,” ujar Praniko dengan nada sedikit kesal. (BR.01)
Discussion about this post