Senin, 18 Agustus, 2025

Terobosan Kang DS Tembus Pasar Kerja Global Layak Diapresiasi, Hidupkan Ekonomi Daerah

Oleh : Raditya Indrajaya

Bandungraya.net | Siapa bilang mimpi anak-anak Kabupaten Bandung harus berhenti di gerbang pabrik yang antreannya mengular? Seperti di Cianjur dan Karawang, tiap kali lowongan dibuka, lulusan SMK dan SLTA membludak bak lautan manusia.

WAJIBDIBACA

Bukan karena mereka tak mampu, justru sebaliknya: mereka siap, haus kesempatan, butuh pintu yang benar.

Dan saat ini pintu itu dibuka lebar oleh Bupati Bandung Dadang Supriatna atau Kang DS lewat program pelatihan dan penempatan kerja ke luar negeri, salah satunya Jepang. Ini bukan sekadar seremoni, ini strategi. Langkah cerdas ini layak diapresiasi.

Saya sangat mendukung langkah ini. Kenapa? Karena game changer sejatinya bukan wacana, tapi keberangkatan nyata: anak-anak muda kita dilatih bahasa, mental, dan etos kerja, lalu ditempatkan di ekosistem industri global yang standar dan kedisiplinannya jelas.

Mereka pulang bukan hanya membawa tabungan, tapi juga membawa budaya tepat waktu, SOP kelas dunia, serta cara berpikir produktif yang bisa ditularkan ke lingkungan kerja di kampung halaman. Kalau bahasa sekarang: bukan brain drain, ini brain gain.

Coba lihat realitanya. Setiap tahun, ribuan lulusan baru menumpuk. Lapangan kerja lokal ada, tapi tak selalu secepat laju kelulusan.

Di saat yang sama, pasar tenaga kerja internasional justru kekurangan SDM terampil yang tahan banting. Jadi, mengapa tidak kita melepas “anak panah” terbaik ke target yang memang membutuhkan?

Daripada bakat mereka “parkir” terlalu lama, lebih baik mereka “gas” di lintasan dunia, dengan bekal pelatihan resmi dan pendampingan pemerintah.

Win–win: angka pengangguran turun, kompetensi naik, dan remitansi mengalir ke rumah-rumah di kampung—bergeraklah warung tetangga, UMKM bangkit, ekonomi mikro berdenyut.

Ada yang khawatir: “Nanti siapa yang kerja di sini?” Tenang. Justru dengan pengalaman global, mereka pulang membawa nilai tambah.

Pabrik, bengkel, dan startup lokal kita butuh “virus” kedisiplinan dan kualitas produksi yang mereka bawa pulang. Efeknya? Standar kerja naik, produktivitas terdongkrak, daya saing daerah meningkat.

Ini investasi sumber daya manusia, bukan sekadar mengirim tenaga. Kuncinya dua: kualitas pelatihan dan ekosistem dukungan.

Pelatihan bahasa jangan hanya hafalan—harus kontekstual dengan dunia kerja. Karakter dan keselamatan kerja jangan jadi catatan kaki, melainkan bab utama.

Lalu, pastikan tata kelola rekrutmen transparan, tanpa calo, tanpa biaya siluman. Orang tua pun perlu diedukasi: ini bukan “menyekolahkan anak ke negeri jauh”, ini program karier terstruktur dengan payung pemerintah.

Dan untuk adik-adik di Cianjur, Karawang, dan sekitarnya: jangan sekadar bermimpi—siapkan CV, perkuat skill dasar, latih bahasa, dan ikut seleksi resmi. Peluang itu ada, tapi hanya milik mereka yang siap.

Saya salut karena inisiatif seperti ini mengubah pola pikir: dari “nunggu lowongan” menjadi “menjemput kesempatan”. Dari “lomba sabar di antrean pabrik” menjadi “lomba kompetensi di pasar global”. Dari “program pelatihan yang lupa outcome” menjadi “pelatihan yang berujung kontrak kerja”.

Bila konsisten, ini bisa jadi mesin baru penggerak ekonomi Kabupaten Bandung dan Jawa Barat.

Singkatnya, langkah Bupati Bandung Dadang Supriatna, yang akrab disapa Kang DS adalah kabar baik yang kita butuhkan: konkret, berpihak pada generasi muda, dan berorientasi hasil.

Mari kita kawal bersama agar tetap bersih, berkualitas, dan berkelanjutan.

Untuk anak-anak muda Kabupaten Bandung, pasang sabuk, kencangkan tekad. Dunia kerja menunggu, dan kalian layak berada di garis depan. (***

Berita Selanjutnya

Discussion about this post

KOLOM

Welcome Back!

Login to your account below

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Add New Playlist