Bandungraya.net – Nagreg | Produksi jagung yang dihasilkan para petani di Desa Ciaro Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung, hingga saat ini dipasarkan dalam kondisi pipilan kering untuk bahan baku pakan ternak. Kedepannya, ia berharap pemasaran jagung dalam bentuk setengah jadi atau sudah dalam proses pengolahan menjadi pakan ternak, hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung yang juga Pj. Sekda Kabupaten Bandung Ir. H. A Tisna Umaran, M.P., saat menghadiri Louncing Korporasi Jagung Rabu (21/10/20).
Menurut Tisna “Per hari itu, di Koperasi Sinar Agung Priangan ini bisa mensuplai jagung sebanyak 200 ton pipilan kering untuk bahan baku pakan. Dengan lokasi pengolahan silo jagung seluas 2 hektare di Desa Ciaro ini,” ujarnya.
Untuk pengembangan pengolahan jagung di Kabupaten Bandung, kata Tisna Umaran, saat ini gabungan kelompok tani dan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung sempat melakukan diskusi, yang saat ini sedang membangun lantai jemuran dan gudang modern seluas 5 hektare di Desa Ciherang Kecamatan Nagreg.
“Kami mohon bantuan kepada Muspika Nagreg. Izin lokasi sudah kelar. Namun yang menarik dari kegiatan pembangunan itu, pemilik lahan Endang Kumis siap menghibahkan lahan seluas 5 hektare. Lahan tersebut siap dihibahkan dan untuk dibangun lantai jemuran dan gudang jemuran,” tuturnya.
Tisna Umaran pun menilai, perputaran uang pada usaha jagung di Kecamatan Nagreg sangat signifikan, yaitu mencapai Rp 17 miliar per bulan.
“Nagreg ini merupakan pintu gerbang jagung di Jabar,” katanya.
Ia menyebutkan, produksi jagung asal Garut, Ciamis, Banjir, Sumedang, Jawa Tengah, dalam pemasarannya ke Nagreg.
“Ini potensi yang besar, kami sedang merancang,” ucapnya.
Dikatakannya, Provinsi Gorontalo sudah masuk pada sebutan provinsi penghasil jagung. Sedangkan Kabupaten Bandung, yaitu jagung asal Kabupaten Bandung di Indonesia.
“Produksi jagung di Nagreg bukan hanya slogan, melainkan sudah kenyataan. Aktivitas jagung di Kabupaten Bandung sebagai pintu gerbang jagung di Jabar,” Jelas Dia.
Lebih lanjut Tisna mengatakan, kegiatan korporasi jagung itu untuk melaksanakan amanat presiden yang disampaikan melalui Kementerian Pertanian.
“Dengan adanya korporasi ini merupakan unit bisnis yang bukan lagi produsen, melainkan sudah satu kesatuan,”.
Kepala Dinas Pertanian mengatakan, tahun ini ada lima korporasi yang menjadi pilot project nasional, selain di Kabupaten Bandung dalam pengembangan jagung, juga di Indramayu dan Demak. Sedangkan di Subang penggemukan sapi.
Menurutnya, kegiatan korporasi jagung di Nagreg ini merupakan peluang bagi masyarakat petani. “Ini menjadi potensi ekonomi masyarakat untuk mewujudkan Kabupaten Bandung maju, mandiri dan berdaya saing,” ulas Ia.
Tisna berharap dengan adanya korporasi jagung ini, kedepan tak lagi menjual pipilan kering jagung ke pihak lain. “Minimal kita menjual setengah jadi, kalau bisa menjual pakan ternak. Untuk itu, kami berharap ada pengelolaan manajemen yang bisa didiskusikan dengan petani jagung di Kabupaten Bandung. Ini untuk kesejahteraan para petani,” Pungkas Tisna Umaran. ( BR. 01 )
Discussion about this post