Bandungraya. net – Soreang | Satuan Pendidikan di Kabupaten Bandung kini diperbolehkan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka di tengah pandemi Covid 19 ini, namun masih terdapat aturan tertentu.
Bupati Bandung, Dadang M Nasser, mengaku sudah melakukan rapat kordinasi dengan seluruh kepala sekolah baik dari perwakilan SD, MI, SMP, MTS, SMA, MA, SMA, SMK.
“Bagaimana hasil kajian dari tim survei, terkait pelaksanaan virtual sekolah yang berbasis daring luring di Kabupaten Bandung. Ternyata dari hasil kajian itu yang mengikuti daring atau luring hanya 50 persen, yang lainnya belum efektif,” ujar Dadang, saat melakukan sidak ke SMPN 1 Soreang, Selasa (24/11/2020).
Dadang menuturkan, bedakan Kabupaten Bandung dengan kota bandung. “Makanya saya kemarin membuat kebijakan, silakan sekolah lakukan tatap muka,” kata Dadang.
Dulu kala covid kata Dadang, pola belajar mengajar tatap muka dipersilakan dengan catatan protokol kesehatan Covid 19 disiapkan.
“Sebetulnya sekarang sudah ada (sekolah) yang mulai. Tidak perlu terkomando atau serentak,” ucapnya.
Menurut Dadang, ada izin lokal dan izin kabupaten tengah dipersiapkan, nanti Januari (izin Kabupaten) sebagaimana yang sudah diintruksikan oleh menteri pendidikan.
“Per januari kegiatan belajar mengajar berjalan dengan protokol kesehatan karena covid masih berkelanjutan, dikhawatirkan ada kluster sekolah,” tuturnya.
Dadang memaparkan, untuk yang sekolah tatap muka ia minta 50 persen (dari jumlah siswa) paling banyak. Jadi kata dia, bisa 10, 20, 30 dahulu dijadwal, atau shift.
“Jelas, zona wilayah diperhatikan, zona wilayah di daerah merah tertentu boleh tatap muka? Boleh, daerah manapun boleh, asal bukan di sekolah zona merah,” tegasnya.
Kang DN panggilan akrab Dadang M. Naser mempersilahkan, semua tingkatan belajar baik SD, SMP, SMA, untuk menggelar ujicoba sekolah tatap muka, untuk sekolah yang sudah siap.
Menurutnya, sekolah yang sudah siap menerapkan protokol kesehatan, mulai dari pengadaan tempat cuci tangan, handsanitizer, thermogun untuk cek susu setiap orang yang masuk, itu semua harus disiapkan.
“Harus ada satgas di sekolah, kalau ada korban gimana menanganinya. Kalau suhu panas dibawa ke mana, itu harus ada protapnya,” pungkas Kang DN (BR.01)
Discussion about this post