Jakarta (BR).- Presiden Jokowi meminta Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir paparkan keberhasilan turunkan kasus kekerdilan (stunting) dengan menggunakan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE).
Paparan tersebut, disampaikan dalam rapat terbatas di Istana Negara, Senin (12/1/2023), dan dihadiri beberapa Menteri diantaranya Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dan Menteri PAN RB Abdullah Azwar Anas.
“Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Kabupaten Sumedang merupakan salah satu kabupaten yang menerapkan SPBE dengan baik sebagai basis data dalam menurunkan kasus stunting di daerah,” ujar Menkes dalam keterangan persnya usai rapat.
Untuk itu, Presiden mengimbau agar kabupaten/kota lainnya dapat mereplikasi implementasi dari Kabupaten Sumedang.
“Khusus untuk stunting, beliau (Presiden) menyarankan agar ditentukan di bawah koordinasi Wapres, Menko PMK, dan Kepala BKKBN, untuk memilih, bisa 20, 30 atau sampai 50 kabupaten/kota yang memang sudah baik nilai SPBE-nya, juga stunting-nya tinggi, agar apa yang sudah dilakukan di Sumedang ini bisa langsung direplikasi,” tuturnya.
Sisi lain, menginstruksikan Bupati Sumedang untuk dapat membantu secara langsung daerah-daerah yang masih memiliki angka kasus stunting yang masih tinggi.
“Arahan Presiden, agar Bupati Sumedang (bukan sebagai pejabat bupati) langsung dikirim ke sana untuk bisa membantu replikasi bupati dan wali kota di daerah-daerah yang nilai stunting-nya masih tinggi, tapi nilai SPBE-nya mencukupi agar bisa segera mengulangi suksesnya beliau,” ujarnya.
Lebih lanjut, Menkes menjelaskan bahwa di samping sistem pemerintahan berbasis elektronik yang baik, Sumedang juga memiliki proses bisnis dan sistem data yang terintegrasi.
“Selain membangun sistem pemerintahan berbasis elektronik yang bagus di Sumedang, juga sudah berhasil mengorkestrasi orangnya, business process-nya, dan sistem data elektroniknya menjadi satu. Sehingga program pemerintah lainnya yang terintregasi, seperti program kemiskinan, kemudahan izin, itu jadi jauh lebih baik,” sambungnya pula.
Sementara itu, Bupati Sumedang menyebutkan, tingginya angka stunting pada awal pemerintahannya mendorong dirinya untuk bisa bergerak cepat menurunkan.
“Bagaimana bisa cepat menurunkan angka stunting dengan melakukan digitalisasi mendorong Kami membuat suatu platform yang bisa mempermudah dan mempercepat dalam mengambil keputusan,” ujatnya.
Platform “Simpati” (Sistem Pencegahan Stunting Terintegrasi), lanjutnya, manajemen data menjadi baik dan mendorong efektivitas program.
“Melalui platform ini, semua stakeholders bisa paham mengenai stunting dan bagaimana menggunakan aplikasinya mulai dari kader Posyandu, Pemdes, Puskesmas, sampai Dinkes,” paparnya. (BR-10)
Discussion about this post