Bandung Barat,(BR).-Anggota DPR RI Komisi VII Rian Firmansyah bekerjasama dengan Badan pengembangan Sumberdaya Manusia Industri Kementerian Perindustrian RI menggelar Program diklat 3 in 1 yang mencakup pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja bagi anak-anak muda Kab. Bandung dan Kab. Bandung Barat di Jakarta.
“Kami turut gembira atas antusiasme anak-anak muda Kab Bandung dan Kab. Bandung Barat yang turut serta di dalam mengikuti pelatihan selama delapan hari, tentu saya berharap agar pelatihan ini benar-benar memberikan manfaat karena nantinya para peserta juga diberikan akses untuk bekerja di sektor industri,di tengah upaya Indonesia menghindari middle income trap di masa mendatang” kata Rian
Firmansyah yang jugalah Menjabat Sebagai Ketua DPW Garda Pemuda NasDem Jawa Barat.
Rian Juga Menjelaskan,masa depan ada di tangan anak muda, apakah Indonesia bisa berhasil menjadi negara maju, atau sebaliknya tetap terjebak sebagai negara berkembang. inilah jawaban akan pentingnya pelatihan ini, ada langkah nyata daam merespons tantangan dari kalangan industri, karena diakui atau tidak, tidak semua lulusan vokasi saat ini sesuai dengan kebutuhan industri.
Masih Kata Rian,Kegiatan yang dilakukan selama depalan hari ini diikiuti oleh 200 anak muda. Menurut Rian, program ini juga merupakan dukungan yang selama ini digaungkan pemerintah melalui kebijakan hilirisasi industri.
“Tentu saja hilirisasi ini telah memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian nasional, mulai dari meningkatnya penerimaan devisa hingga penyerapan kerja,” imbuh Rian di sela penutupan Diklat Perawatan Motor Onsite Angkatan 3 Tahun 2023.
Rian juga berpesan agar di lingkungan kemendikbud juga perlu melakukan sinkronisasi kurikulum dengan kebutuhan industri. Pasalnya, di balik tingginya permintaan tenaga kerja dari lulusan vokasi, sejauh ini lulusan vokasi justru masih banyak menyumbang pengangguran, meski trennya mulai menurun.
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2020-2022 memperlihatkan, jumlah pengangguran vokasional konsisten bergerak turun dari 2,69 juta orang; menjadi 2,36 juta; dan teranyar 1,84 juta orang. Hanya saja, penurunan ini dinilai belum optimal.
Rian menambahkan, Lembaga Demografi FEB-UI misalnya, menyoroti persentase penganggur vokasional jika dibanding jumlah pengangguran nasional pada 2022 masih terbilang besar, sekitar 22%. Apalagi, jumlah dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan vokasi ini didominasi lulusan SMK.
Sejumlah tantangan masih ada dalam pendidikan vokasi, khususnya SMK. Salah satu hambatan adalah belum tersedianya informasi pasar kerja, dengan penelusuran yang menjadi acuan penempatan alumni maupun sebagai peta kebutuhan SDM.
“Penyelenggaraan pendidikan di bidang keahlian SMK belum sepenuhnya sesuai dengan potensi daerah, sekaligus kebutuhan dunia usaha-industri. Terutama akibat perkembangan teknologi dan digitalisasi yang sangat cepat,” tutur Rian
Karena itulah dia menyambut baik pilihan Diiklat bagi warga kab. Bandung dan Kab. Bandung Barat yang diantaranya adalah Social Media Marketing. (BR.21)
Discussion about this post