SOREANG (BR).- Jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung beberapa saat lagi akan ditinggalkan oleh H. Sofian Nataprawira yang saat ini memasuki masa pensiunnya pada 1 Januari 2018. Namun kekosongan tak akan terjadi karena tiga nama calon pengganti Sofian sudah dikantongi oleh Bupati Bandung Dadang M. Naser sesuai hasil Seleksi Terbuka yang telah dilakukan sejak tiga bulan lalu, oleh PANSEL.
Mungkin saat ini masa sulit bagi Dadang, fasalnya harus memilih satu dari tiga nama terbaik itu. Namun warga Kabupaten Bandung justru boleh lega karena ketiganya memiliki tekad yang sama jika terpilih, yaitu mempermudah layanan birokrasi sesuai dengan visi misi yang telah ditetapkan oleh Dadang sebagai kepala daerah.
Teddy Kusdiana saat ditemui diruang kerjanya, dirinya masih belum mau banyak berkomentar. Namun ia dengan tegas menyatakan akan berjuang keras untuk menyukseskan visi dan misi bupati jika ia terpilih sebagai sekda.
Meskipun demikian, Teddy mengaku punya strategi atau langkah khusus yang ia siapkan untuk menyukseskan visi dan misi bupati tersebut. Sekalipun enggan bercerita sekarang, Teddy mengaku pemikirannya akan ia sumbangkan kepada siapapun nanti yang terpilih menjadi sekda.
Hal itu sesuai dengan moto “Sabilulungan (Kerja Bersama)” yang dimiliki oleh Kabupaten Bandung. “Saya akan berbuat yang terbaik jika terpilih menjadi sekda, jika tidak, saya pun tetap mendukung penuh siapa saja yang terpilih,” ucap Teddy yang saat ini masih menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung.
Hal senada diutarakan oleh calon lain yang kini masih menjabat sebagai Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Latihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Bandung, H. Erick Juriara Ekananta. “Semua nama yang menjadi tiga besar calon sekda adalah calon yang berkualitas dengan kinerja yang baik dan memiliki pengalaman panjang serta mumpuni dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan,” ujarnya.
Sama seperti Teddy, Erick pun masih enggan terlalu buka-bukaan tentang apa yang akan ia lakukan jika terpilih menjadi sekda dalam menyukseskan visi dan misi bupati ke depan. Namun setidaknya ia mengaku telah menyiapkan strategi khusus untuk mengakselerasi rencana strategis Kabupaten Bandung yang sudah dibuat oleh bupati.
“Posisi sekda pada intinya adalah menyusun formulasi kebijakan daerah. Aspirasi masyarakat dan politik yang disampaikan kepada kepala daerah, harus dikemas oleh sekda menjadi formulasi kebijakan yang baik demi pelayanan publik yang optimal seriring tata kelola pemerintahan yang baik,” ucapnya.
Berbeda dengan dua calon lain, Marlan yang saat ini menjabat sebagai Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Kabupaten Bandung lebih terbuka soal pemikirannya yang akan direalisasikan jika terpilih menjadi sekda. Padahal ia paham betul bahwa pilihan tersebut sepenuhnya menjadi hak prerogatif bupati.
“Alhamdulillah saya masuk tiga besar dengan segala keterbatasan yang saya miliki. Soal pilihan itu merupakan kewenangan bupati sebagai pengguna (user), namun saya yakin siapapun yang terpilih bisa semakin meningkatkan kinerja birokrasi Pemkab Bandung yang sudah baik menjadi semakin baik lagi,” ucapnya.
Marlan menambahkan, saat ini Kabupaten Bandung sudah mendapatkan dua kali predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Hal itu jelas merupakan capaian yang sangat baik dari bupati bersama sekda sebelumnya.
Meskipun demikian, kata Marlan, sebaik apapun kinerja pemerintahan masih tetap ada keluhan dan tuntutan dari masyarakat dalam peningkatan layanan publik. Oleh karena itu inovasi harus terus dikembangkan untuk mengimbangi tuntutan tersebut.
Oleh karena itu, Marlan sendiri memiliki ide untuk menyelenggarakan sistem pemerintahan berbasis sistem informasi dan komunikasi (TIK). “Hal itu sesuai dengan visi bupati untuk menetapkan Kabupaten Bandung yang maju, mandiri dan berdaya saing melalui tata kelola pemerintahan yang baik,” katanya.
Menurut Marlan, saat ini inovasi itu sudah dilakukan oleh sebagian besar dinas dan instansi terkait di Pemkab Bandung. Namun akan semakin baik jika semuanya ke depan sudah berbasis TIK.
“Visi dan misi sudah dibuat oleh bupati, inonasi pun sudah dibuat oleh dinas. Siapapun yang menjadi sekda tinggal bagaimana caranya merangsang dan meningkatkan yang sudah baik itu,” kata Marlan. (BR. 01)
Discussion about this post