Soreang (BR.NET).- Polresta Bandung kembali menampung keluhan dan masukan masyarakat melalui program Jumat Curhat. Kali ini program itu digelar di aula desa Sadu kecamatan Soreang, Jumat (29/12/2023).
Meski desa Sadu berada di jalur lintasan menuju objek wisata Ciwidey yang kerap ramai dilewati wisatawan, namun kebisingan dan kepadatan arus lalu lintas itu tidak menjadi keluhan warga.
Mereka justeru curhat dan mengeluhkan terkait seringnya tawuran antar pelajar yang dinilainya mengganggu ketertiban dan keamanan warga.
” Tadi masyarakat mengeluhkan atau curhat diluar daripada kemacetan pada saat liburan, justeru berkaitan dengan bagaimana menyikapi para pelajar yang hobby tawuran,” papar Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo.
Menyikapi keluhan itu, kepada ratusan warga yang hadir, Kusworo Wibowo pun menjelaskan kalau tawuran pelajar itu bisa diantisipasi secara preemtif dan preventif.
” Preemtif edukasinya itu bisa dimulai dilingkup keluarga,” terang Kusworo.
Ia pun tidak menampik biasanya para pelajar itu terlibat tawuran karena solidaritas dan jiwa korsa ketika teman satu sekolahnya terlibat keributan.
” Keluarga dan para tokoh bisa memberikan pemahaman kepada para pelajar kalau itu adalah salah. Ketika solidaritas untuk mengajak temannya ke hal negatif, sebaiknya diingatkan,” pinta Kusworo.
” Yang kedua adanya penilaian kalau berkelahi itu keren. Nah ini perlu kita rubah cara berfikirnya bahwa berkelahi itu tidak keren, justeru bisa masuk rumah sakit atau bisa berakhir di penjara,” tandasnya.
Diluar itu, penyebab lainnya perkelahian pelajar itu juga bisa disebabkan karena mengkonsumsi obat terlarang atau minuman keras.
” Meski miras itu sangsinya tipiring, tapi kami terus berkoordinasi dengan Pengadilan Negeri agar Hakim bisa menjatuhkan hukumannya bisa memberikan efek jera dan menurunkan minat para pelaku untuk menjual atau mengkonsumsi minuman keras tersebut,” ujar Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo. ***
Discussion about this post