Sumedang (BR.NET).- Yayasan Pangeran Sumedang (YPS) bareng RWS Cabang Sumedang menyelenggarakan acara buka puasa bersama yang digelar di Sekretariat Rukun Wargi Sumedang, yakni di Blok 3 Perum Jatihurip, Kecamatan Sumedang Utara, Rabu 26 Maret 2025.
Ketua YPS Sumedang, Raden KH Dede Haidar, saat menghadiri acara menyampaikan, penyelenggaraan bukber ini sebagai tuan rumahnya ialah RWS Cabang Sumedang.
“Antara YPS dan RWS ini tidak bisa dipisahkan. Keduanya merupakan saudara satu keturunan, maka harus dijalin silaturahmi yang kuat dan erat antar sesama keturunan Pangeran Sumedang,” tandasnya.
Lebih jauhnya, kata dia, pihaknya juga memaparkan situasi dan kondisi saat ini atas penguasaan aset-aset Pangeran Sumedang oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
“Dimana sekarang aset-aset Kerajaan Sumedang Larang ini ada yang dikelola oleh YPS, akan tetapi ada yang dikuasai, ingin di caplok(dalam bahasa Sunda) oleh pemerintah dan ada juga yang sudah difungsikan oleh orang lain (oknum),” ungkapnya.
Sehingga, tambah dia, dalam situasi bukber, bercengkrama sambil membicarakan situasi kondisi saat ini, berharap silaturahmi berkelanjutan, saling melibatkan baik kegiatan RWS maupun YPS.
“Semoga kedepannya, terus ada kekompakan diantara keduanya (RWS & YPS) bisa bersilaturahmi dan berkumpul di Gedung Negara, sebagai Gedung Pangeran Sumedang milik kita semua,” ucap KH Dede Haidar.
Hal senada diungkapkan Ketua RWS Cabang Sumedang, Rd Supriatna Avip, bahwa masyarakat adat, rurukan dan kabuyutan sudah sesuai Perda Kabupaten Sumedang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Sumedang Puseur Budaya Sunda, yang terdiri dari 12 Bab, 39 Pasal.
“Hal ini, harus benar di presentasikan, bermanfaat bagi masyarakat adat itu sendiri, dan umumnya untuk warga masyarakat Sumedang. Dimana mereka juga harus bertanggung jawab atas kenasabannya,” paparnya.
Menurutnya, semboyan RWS untuk merawat arwah para leluhur karena kenasaban daripada sejarah ada terletak pada Prabu Guru Aji Putih dan Syech Datul Kahfi.
“Kita wajib merawat, mensejahterakan lahir dan batinnya marwah para leluhur berikut keturunannya. YPS sebagai pengolah aset wakaf dan RWS merupakan keturunannya yang ketahui pemerintah dan dinaungi atau dilindungi Kemenkumham,” ucapnya.
“Semoga kedepannya, Pemkab Sumedang dapat bertanggungjawab sebagai fungsi pemimpin yang tidak memecah belah. Karena kami hadir untuk ngamumule sejarah Sumedang Larang yang akan memberikan kontribusi besar,” tegasnya pula.
Hal serupa, disampaikan Kemandalaan Ganeas, Diat (sering disebut Wa Mbot), didampingi H. Asep dari Kemandalaan Tanjungkerta, berucap syukur atas terselenggaranya bukber kali ini.
“Alhamdulillah, berharap semakin maju dan solid. Kita pada bulan suci Ramadhan ini dapat berkumpul dalam giat bukber dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan Ketua YPS dan RWS Cabang Sumedang,” kata Diat.
“Kami sangat mendukung program pemerintah. Semoga pemerintahan sekarang bisa mengakui dan peduli adanya RWS dan YPS,” ditambahkan Haji Asep. (Gani)
Discussion about this post