GARUT, (BR.NET) – Mesjid As-sa’adah yang beridiri pada tahun 1949 terletak di kp.Loji Garut Kota mempunyai nilai historis yang luar biasa.
Hal ini disampaikan keluarga pendiri masjid Prof. DR. Achmad Tjahja pada awak media.
“Meskid berdiri pada tahun 1949 punya nilai hitoris yang luarbiasa, berada di tengah pusat perkotaan apalagi dulu disini ada terminal, ada PTG ( Pabrik Tenun Garut). Masjid persentatif di luar Mesjid Agung,” katanya. Sabtu (21/6/2025).
Dalam kurun sekian waktu, dikatakan dia, kita rehab karena kondisi lingkungan sudah jauh beda dengan dulu. Seperti sekarang ini, kata dia, ada mall sehingga perlu ada tambahan penguatan sarana makanya masjid ini direhab jadi 2 lantai untuk memisahkan laki-laki dengan perempuan, dulu mah kan tidak.
“Dengan memastikan keamanan 24 jam karena menggunakan CCTV. Mudah-mudahan dengan mesjid ini kegiatan da’wah umat yang selama ini semenjak tahun 1949 terus berjalan dengan baik dan bisa menbentengi perubahan-perubahan yang luarbiasa saat ini negatifnya seperti kejahatan-kejahatan, yang kita harapkan Masjid As-sa’dah menjadi benteng,” ungkapnya.
Pendiri Masjid As-sa’adah adalah KH.Abu Hanifah kakeknya Prof.Dr. Achmad Tjahja. Dulu ulama-ulama terkenal seperti Alm. KH. Musaddad, Alm KH.Yusuf Taujiri, Mu’alim Sopian. Mereka ini, kata Achmad Tjahja, sahabat-sahabat kakek saya.
“Dan ini mesjid yang dirikan tahun 1949 sebagai jembatan untuk masyarakat bukan pesatren yah, ini masjid untuk umat,” ujarnya.
“Ini masjid tempat kumpul diskusi para ulama dulu. Mohon maaf bapak Bupati dan orangtuanya ngaji disini,” imbuhnya.
Dikatakan Prof. Achmad Tjahja yang juga Asisten II Penasehat Khusus Presiden RI Bidang Pertahanan Nasional, bahwa dirinya bersama keluarga besar KH.Abu Hanifah berkeinginan kembali memfungsikan bahkan berkeinginan lebih baik dari dulu.
“Saya cucunya bersama keluarga besar ingin menfungsikan kembali seperti dulu bahkan lebih baik dari dulu,” ungkapnya.
Disampaikan, lanjut dia, pada publik bahwa ternyata pimpinan pemerintah kota termasuk muspida ternyata punya hubungan yang baik, perhatian baik terhadap pengelolaan da’wah, pengelolaan umat. Jadi kehadiran mereka di mesjid kecil ini tapi punya nilai historinya yang luar biasa ini memberikan sentimen bagi dirinya lebih dahsat.
“Mereka dekat dengan kita, saya harap yang mereka gulirkan masa jabatan berakhir punya nilai kemulyaan masing-masing untuk umat lebih besar,” pungkasnya. (Dadang).
Discussion about this post