KAB. BANDUNG, (BR.NET).– Tindakan cepat dan kepedulian yang tulus kembali ditunjukkan oleh Kepala Desa Karamatmulya, Asep Solehudin, saat mendampingi langsung Wakil Bupati Bandung, Ali Syakieb, meninjau rumah warga yang roboh akibat longsor. Rumah milik Oom (70), warga Kampung Ciputih RT 92 RW 17, luluh lantak setelah diguyur hujan lebat dan dihantam material longsoran beberapa waktu lalu.
Wakil Bupati hadir langsung di lokasi sebagai bentuk empati terhadap korban bencana, dan kehadiran Kepala Desa Asep Solehudin mempertegas peran penting pemerintah desa sebagai garda terdepan dalam penanganan darurat.
“Sebagai kepala desa, saya tidak bisa hanya menerima laporan dari jauh. Ketika warga terkena musibah, saya harus hadir. Alhamdulillah, hari ini Bapak Wakil Bupati turut turun ke lapangan. Ini adalah sinyal kuat bahwa masyarakat tidak sendirian,” tegas Asep Solehudin kepada Bandungraya.net, Kamis (31/7/25)
Dikenal luas sebagai pemimpin yang selalu hadir dalam situasi genting, Asep langsung bergerak sejak hari pertama kejadian. Ia memimpin proses evakuasi, menghubungi pihak terkait seperti BPBD dan kecamatan, serta memastikan korban dan keluarganya mendapatkan perhatian serta tempat tinggal sementara yang aman.
“Kami di desa bukan hanya pelengkap administrasi. Kami harus menjadi bagian dari solusi, terutama dalam situasi krisis. Warga harus tahu bahwa mereka punya pemimpin yang bisa diandalkan,” ujarnya dengan penuh ketegasan.
Musibah longsor ini menjadi pengingat akan kerentanan wilayah Karamatmulya yang berada di kontur tanah yang cukup rawan. Dalam hal ini, Asep mendorong pentingnya sinergi lintas instansi untuk memperkuat langkah-langkah mitigasi bencana, baik melalui edukasi masyarakat, pembangunan sarana penahan tanah, maupun rehabilitasi hunian yang terdampak.
“Kami sudah mengusulkan agar rumah Bu Oom bisa segera dibantu melalui program Rutilahu. Saya akan kawal prosesnya agar tidak berlarut-larut, karena yang dibutuhkan warga saat ini adalah kepastian dan keberpihakan nyata,” tambahnya.
Tak hanya dari pemerintah desa, kepedulian juga dirasakan langsung oleh keluarga korban. Neneng Rodiah (40), anak dari Oom, menyampaikan rasa haru atas atensi dan kehadiran langsung dari para pemimpin.
“Pak Kades selalu hadir dari awal. Tidak hanya datang, tapi benar-benar mendampingi. Dan hari ini datang bersama Pak Wakil Bupati, itu sangat berarti bagi kami,” ujar Neneng sambil menahan haru.
Sikap sigap, empatik, dan solutif yang ditunjukkan Asep Solehudin memperkuat citranya sebagai kepala desa yang tak hanya memimpin dari balik meja, tetapi terjun langsung ke tengah masyarakat.
“Musibah ini jadi pengingat bagi kita semua untuk memperkuat kesiapsiagaan. Bagi saya pribadi, ini adalah panggilan pengabdian. Kita harus membangun desa bukan hanya dalam keadaan normal, tapi juga saat warga menghadapi krisis,” tutup Asep Solehudin. (Heri).
Discussion about this post