KAB. BANDUNG (BR.NET).– Konsistensi Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Bandung dalam membangun tata kelola serta menguatkan ekosistem pengrajin kembali menjadi rujukan bagi daerah lain.
Berbagai program pengembangan kriya, dukungan permodalan, hingga strategi peningkatan kualitas SDM menjadi pembelajaran penting yang turut dibagikan Dekranasda Kabupaten Bandung kepada Dekranasda Kota Sukabumi dalam pertemuan di Mal Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Bandung.
Ketua Dekranasda Kabupaten Bandung, Emma Dety Permanawati menegaskan bahwa kekuatan daerah tidak hanya berasal dari keberagaman produknya, melainkan juga dari dukungan perangkat daerah yang berkelanjutan terhadap sektor kriya.
“Saya sebagai ketua Dekranasda merasa sangat terbantu oleh perangkat daerah, di antaranya alokasi dana untuk kegiatan yang berkaitan dengan kami,” ujar Emma.
Emma memaparkan sejumlah produk unggulan yang menjadi identitas Kabupaten Bandung, mulai dari sarung Majalaya hingga tenun sutra alam yang telah masuk pasar nasional. Kabupaten Bandung juga memiliki batik kina sebagai bagian dari kekayaan kriya daerah.
Sejalan dengan itu, Dekranasda Kabupaten Bandung mengembangkan program-program strategis seperti mendorong kepemilikan HAKI bagi produk pengrajin di Kabupaten Bandung, penyelenggaraan pameran, business matching, serta pengembangan keterampilan SDM. Dengan posisi Kabupaten Bandung sebagai wilayah produsen, peningkatan SDM, fasilitas, dan promosi menjadi faktor penting agar produk lokal semakin dikenal luas.
Emma menyebutkan pelatihan bagi para pengrajin dan UMKM terus digilir supaya kesempatan peningkatan kapasitas dapat lebih merata.
“Jika sudah pernah ikut pelatihan, ganti sama yang lain supaya semuanya terlatih,” jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Bandung juga memberikan dukungan permodalan melalui program Pinjaman Modal Bergulir Tanpa Bunga dan Tanpa Jaminan sebesar Rp2–10 juta bagi para pengrajin. Selain itu, Dekranasda memperkuat sinergi dengan perangkat daerah agar produk-produk industri kecil menengah (IKM) dapat tampil dalam berbagai kegiatan OPD, sehingga promosi lebih optimal.
Selain itu, dalam meningkatkan daya saing, Dekranasda Kabupaten Bandung juga berupaya menghadirkan UMKM yang telah menembus pasar internasional sebagai narasumber untuk berbagi pengalaman kepada UMKM yang sedang berkembang. Emma menyebut bahwa tantangan utama yang dihadapi ialah pola pikir produsen yang masih memilih fokus sebagai pemasok ketimbang membangun merek sendiri.
“Tantangan Kabupaten Bandung itu adalah mindset produsen, padahal jika mereka mau mereka bisa bikin brand sendiri,” ungkapnya.
Di sisi lain, Ketua Dekranasda Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah mengapresiasi praktik baik Kabupaten Bandung sebagai contoh yang konsisten dan memiliki tata kelola yang kuat. Ia menyebutkan Dekranasda Kota Sukabumi sedang memperkuat fondasi organisasi dan ingin mempelajari struktur, SOP, serta strategi pemasaran produk kriya yang telah berjalan di Kabupaten Bandung.
“Kami berharap kunjungan ini dapat menjadi bekal untuk membangun Dekranasda Kota Sukabumi yang lebih tertata dan mampu memperkuat ekosistem pengrajin kami,” pungkasnya.(**)













Discussion about this post