Kabupaten Bandung, (BR.Net) — Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, dr. Hj. Yuli Irnawaty Mosjasari, MM, menjadi narasumber pada kegiatan Peningkatan Kapasitas Kelompok Pemanfaatan dan Pemeliharaan (KPP) Sanitasi yang digelar DPUTR Kabupaten Bandung di Roemah Sadu, Rabu (3/12/25).
Dalam paparannya, dr. Yuli memberi apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan kegiatan tersebut. Menurutnya, pelatihan KPP sangat penting untuk memperkuat pemahaman masyarakat tentang kebersihan lingkungan, kesehatan individu, serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Kegiatan ini sangat strategis karena kami dari Dinas Kesehatan dapat langsung memberikan edukasi tentang cara menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,” ujarnya.
dr. Yuli menjelaskan bahwa tugas dan fungsi KPP sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, terutama terkait kebersihan lingkungan, kebersihan individu, serta pola hidup bersih.
Ia berharap para peserta mampu mengimplementasikan ilmu yang didapat serta mensosialisasikannya kepada masyarakat. Termasuk faktor risiko dan indikator yang dapat memicu penyakit berbasis lingkungan.
“Kami berharap tidak lagi ditemukan penyakit frambusia maupun leptospirosis di Kabupaten Bandung. Saat ini kasus frambusia sudah tidak ada, dan leptospirosis juga terus menurun,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pemahaman masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini mencakup perilaku sehari-hari seperti tidak buang air besar sembarangan, penggunaan kloset standar, hingga tidak membuang limbah rumah tangga ke sungai.
Kolaborasi lintas sektor antara Dinas Kesehatan dan DPUTR dinilai penting untuk memperkuat sanitasi lingkungan dan mencegah penyakit berbasis lingkungan.
Memasuki musim hujan dengan curah tinggi, dr. Yuli mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi banjir. Usai banjir surut, masyarakat diminta segera membersihkan rumah dan lingkungan agar tidak meninggalkan bakteri berbahaya.
Selain itu, ia mengingatkan pentingnya menjaga daya tahan tubuh dan menghindari penggunaan pakaian lembap atau kotor. Anak-anak juga diminta tidak bermain di air kotor atau genangan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung memiliki 62 puskesmas, sebagian berada di wilayah rawan banjir. Seluruh puskesmas tersebut dipastikan dalam kondisi siaga untuk melakukan mitigasi risiko, respon saat kejadian, hingga penanganan pasca banjir.
“Puskesmas kami sudah siaga penuh untuk mengantisipasi dampak kesehatan akibat banjir, baik sebelum, saat, maupun setelah kejadian,” tutup dr. Yuli.
(Heri).













Discussion about this post