GARUT ( BR. ) – Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga mengatakan harga pupuk dan obat-obatan tinggi di pasaran disebabkan karena barang impor.
“Pupuk non subsidi yang repotnya hampir semua bahan aktifnya seperti NPK, Pestisida itu didatangkan dari luar/impor malahan kebanyakan dari Ukrania yang sekarang lagi bergejolak perang,” Ujar Beni pada wartawan, Senin (6/6)
“Sehingga otomatis ini mempengaruhi harga di tingkat petani, kami kemarin ada kegiatan jadi mundur karena hampir setiap minggu harga pupuk dan obat – obatan terus bergejolak,” imbuh Dia.
Dikatakan Beni, faktor ini yang mempengaruhi margin/keuntungan para petani. Sementra harga di petani kadangkala pluktuasi (turun naik). Untuk harga sayuran, kata Beni, sekarang alhamdulillah hampir semua komoditas tinggi.
Lebih Lanjut Beni mengatakan, meskipun harga sayuran tinggi karena kondisi cuaca produksinya juga tidak sesuai harapan. Jadi biaya produksi dengan hasilnya masih belum seimbang.
Guna mengantisipasi harga tinggi pupuk, Beni , menjelaskan, ada dua faktor, pertama yaitu memperkuat dari pupuk bersubsidinya, sehingga kepastian petani untuk mendapatkan pupuknya bisa terjamin.
Dan Kedua melalui kartu tani, kita sedang menggarap dari 300 ribu petani di Kabupaten Garut yang sudah terdaftar baru 100 ribu. Dan ini mudah-mudahan bisa terantisipasi dan bisa menjamin ketersedian pupuk di Kabupaten Garut.
Untuk mendapatkan kartu tani, lanjut Beni, petani harus masuk dulu kelompok tani yang sudah terdaftar di Sipultan (Sistim Penyeluhan Pertanian) setelah itu baru mengajukan melalui kelompok tani, nanti dengan PPL dan UPTD yang di lapangan didata untuk diajukan pembuatan kartu tani. Nanti sesuai dengan luasannya akan mendapatkan kuota pupuk sesuai dengan peruntukannya. (BR.72)
Discussion about this post