Cileunyi, (BR).- Terkait amburadulnya jalan menuju Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Whoosh Tegalluar Desa Cibiruhilir, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung banyak pihak yang mengaku prihatin.
Salah satu di antaranya, Riki Ganesa, anggota DPRD Kabupaten Bandung dari dapil 3 warga Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi. Riki, anggota Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Bandung ini mengaku prihatin.
“Jujur, melihat jalan menuju Stasiun Whoosh Tegalluar rusak berat dan tak layak saya Sangat prihatin,” kata Riki Ganesa, anggota Komisi A yang kembali terpilih duduk di kursi DPRD Kabupaten untuk keduakalinya.
“Kereta cepat Whoosh dengan Stasiun Tegalluar kebanggaan dan jadi etalese Kabupaten Bandung di wilayah Bandung timur. Jika infrastruktur menuju Stasiun Teggaluar dibiarkan tanpa disentuh penataaan, malulah dilihat orang luar,” tandas Riki.
“Soal kerusakan jalan di Desa Cibiruhilir yang jadi akses menuju Stasiun Tegalluar, pihaknya tak tinggal diam telah mendorong dan mengusulkan serta meminta jalan yang rusak segera ditangani,” tutup Riki.
Diberitakan, Whoosh, Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang sudah beroperasi tak dipungkuri, selain cepat karena jarak tempuh Stasiun Halim (Jakarta)-Stasiun Tegalluar (Cibiruhilir) dan hanya berhenti di Stasiun Padalarang cukup dengan 40 menit saja, juga nyaman.
Keretanya keren dengan interior modern dan ber AC ditambah pramugarinya cantik-cantik. Belum lagi kondisi stasiunnya, baik di Halim atau pun di Tegalluar duhhh indahnya, nyaman dan ber AC juga dengan pengawalan ketat petugas keamanan. Sehingga dengan tiket Rp 175 ribu melalui aplikasi Whoosh rasanya puas.
Namun, kepuasan naik Whoosh sirna. Alasannya, begitu keluar Stasiun Tegalluar di Desa Cibiruhilir, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung ternyata masih menyisakan sejumlah persoalan. Selain akses jalan, baik menuju Kota Bandung, Cileunyi dan Rancaekek Kabupaten Bandung sempit dan rusak, juga tak ada penerangan jalan umum (PJU).
Kerusakan jalan terlihat dari arah Stasiun Teggalluar ke Stasiun Cimekar (Cimencrang) meski ada perbaikan, jalan yang berlubang hanya “diampar” sirtu.
Yang lebih parah lagi , jalan sekitar dengan panjang sekitar 500 meter di Babakan Sayang RW.05, Desa Cibiruhir, tepat di depan dan dibawah Stasiun KCIC Tegalluar amburadul yang menyisakan tanah. Bahkan, warga disana memasang 4 banner bertuliskan kritik atau curhatan warga.
Salah satu banner tertulis ,”hati-hati, mohon maaf perjalanan anda tergangggu sedang menunggu perbaikan jalan”.
“Sangat disayangkan, Whoosh keretanya yang sangat keren dan Stasiun Tegalluar yang nyaman dan betah masih menyisakan persoalan. Bayangkan tadi malam begitu keluar dari Stasiun Teggaluar naik taksi mau ke Cinunuk, selain jalan rusak dan sempit, tak ada PJU,” kata Junjunan Maulana Yusup kepada Awak Media Selasa (2/3/2024).
Junjunan yang tadi malam dari Stasiun Halim menuju Stasiun Tegalluar sangat berharap pihak KCIC atau pun pemerintah segera menangani persoalan yang tersisa disekitar Stasiun Whoosh Tegalluar.
“Sangat Ironis memang, Whoosh yang keren dengan Stasiun Tegalluar yang megah tak ditunjang insfrastruktur memadai disekitar Stasiun Tegalluar. Jadinya paradoks, Halim-Tegalluar jarak tempuh yang hanya 40 menit, eh dari Tegalluar ke Cileunyi, Rancaekek, Jatinangor dan Ujungberung 1 jam karena jalan sempit dan rusak serta macet,” tutur Junjunan.
Sementara itu, Kades Cibiruhilir, Dadang Silahudin ketika dikonfirmasi membenarkan rusaknya jalan di wilayahnya di Cimencrang dan Babakan Sayang.
“Saat ini, jalan yang rusak statusna sudah jalan kabupaten. Saat status jalan desa, Pemdes Cibiruhilir kerap memperbaikinya. Hanya, saat ini jalan kian hari kian padat, apalagi pascaberoperasinya kereta cepat,” kata Dadang.
Ketika ditanya, siapakah yang memasang 4 banner betuliskan kritik dan cuhatan yang dipasang di jalan rusak di Kampung Babakan Sayang, depan Stasiun Tegalluar. Banner yang dipasang kata Dadang, oleh warga mungkin saking kesalnya jalan dibiarkan rusak”tutupnya .(Gugum)
Discussion about this post