Soreang, (BR NET).- Ketua Fatayat NU Wilayah Jawa Barat, Hj. Minyatul Ummah, S.Pd., M.A., menegaskan komitmen Fatayat NU untuk menjadi mitra strategis Pemerintah Kabupaten Bandung dalam membangun ketahanan keluarga, memberdayakan perempuan, dan memperkuat moral masyarakat. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam Pelantikan Pimpinan dan Rapat Kerja Wilayah Fatayat NU Jawa Barat di Gedong Budaya Soreang, Minggu (22/11/25).
Ia merespons berbagai isu yang sebelumnya dipaparkan Bupati Bandung, mulai dari ketahanan keluarga, ekonomi masyarakat, hingga persoalan moral yang mengancam generasi.
Minyatul menegaskan bahwa apa yang disampaikan Bupati bukan sekadar data atau laporan, melainkan realitas hidup yang dialami perempuan setiap hari.
“Kami di Fatayat NU menangkap jeritan zaman itu. Banyak perempuan yang berdiri di antara badai ekonomi, tekanan keluarga, dan godaan digital yang merusak. Fatayat NU tidak akan diam. Kami hadir untuk menguatkan mereka, membersamai mereka, dan memastikan mereka tidak berjalan sendirian,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa sejak berdiri pada tahun 1950, Fatayat NU telah berkomitmen menjadi ruang aman bagi perempuan muslimah untuk belajar, tumbuh, dan berdaya.
Merespons tingginya angka perceraian serta maraknya judi dan pinjaman online, Minyatul menilai bahwa kondisi itu adalah ancaman nyata bagi ketahanan keluarga dan masa depan generasi.
“Perceraian bukan hanya statistik, itu adalah luka. Judi online bukan hanya pelanggaran moral, itu adalah jerat yang meruntuhkan rumah tangga. Dan pinjol bukan sekadar utang, itu adalah belenggu yang menjerat perempuan dalam lingkaran kemiskinan. Luka sosial seperti ini harus kita obati bersama pemerintah, ulama, dan organisasi perempuan,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa Fatayat NU Jabar siap memperluas layanan advokasi, pendampingan perempuan korban kekerasan, hingga edukasi keluarga berbasis nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.
Minyatul menegaskan bahwa perempuan yang mandiri secara ekonomi cenderung lebih kuat dalam mengambil keputusan, melindungi keluarga, dan menjaga masa depan anak-anaknya.
“Kami percaya, ketika satu perempuan berdaya, maka satu keluarga terselamatkan. Dan ketika banyak perempuan berdaya, satu generasi akan berdiri lebih tegak. Karena itu, pemberdayaan ekonomi bukan hanya program; ini adalah jihad sosial kita,” jelasnya.
Fatayat NU disebutnya siap menggerakkan pelatihan keterampilan, ekonomi kreatif, serta kerja sama dengan pemerintah untuk memperkuat ekonomi mikro berbasis perempuan.
Minyatul menyampaikan bahwa pelantikan pengurus Fatayat NU bukanlah akhir, melainkan awal dari pengabdian baru.
“Fatayat NU ingin menjadi cahaya di tempat yang gelap, menjadi tangan yang menggenggam perempuan ketika mereka goyah, dan menjadi benteng moral di tengah masyarakat. Kami akan terus berjalan untuk membangun muslimah yang kuat secara iman, akhlak, dan kemanusiaan,” tutupnya. *(Heri).











Discussion about this post