Padahal menurut Jejen, terkait uang koordinasi atau uang jajan hanya untuk membeli rokok dan makanan sudah pernah dikasih saat penarikan kabel di hentikan, bahkan kepada beberapa pengurus lembaga swadaya masyarakat LSM pun dirinya baik-baik saja selalu berkomunikasi dalam pelaksanaan ini tidak ada masalah, namun masih selalu ada yang datang dan memberhentikan pengerjaan tersebut dengan dalih sebagai Paguyuban LSM dan Ormas sebagai kontrol sosial.
“Saya berharap jangan begitulah kita pun disini melakukan pengerjaan untuk membantu kebutuhan masyarakat agar layanan akses publik khususnya sebagai penopang jaringan internet bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat, yaitu dengan pemasangan kabel oftick tersebut,” imbuhnya.
“Sedangkan terkait pendampingan atau ada yang menyebutkan bahwa penarikan kabel dibekingi salah seorang anggota Resmob itu tidak benar,” ungkapnya.
“Kalau bahasa anggota Resmob membekingi apa yang diberitakan tidak seperti itu pak, tidak ada backing- backingan, kami hanya meminta pengawalan pekerjaan saja yang kebetulan ada rekan yang kenal dengan beliau dan dipertemukanlah kami dan berbincang tentang minta pengawalan pekerjaan takut kejadian seperti di yang terjadi di Wilayah Gedebage dan daerah-daerah lain. Eh ternyata kena juga pak sampai diberhentikan 3x oleh ormas dan media bahkan sampai diberitakan di media online, padahal terkait pemberitaan itu pun tidak benar”, tuturnya.
Jejen pun merasa kecewa terkait adanya pemberitaan bahwa ada anggota Resmob membekingi pemasangan kabel, dirinya merasa berdosa karena berakibat nama institusi pun terbawa-bawa.
“Kalau terkait pemberitaan biar penegak hukum dan Dewan Pers yang menyelesaikanya karena menyangkut institusi kesatuan yang jelas payung hukumnya jelas dan seperti apa kedepannya kita ikuti alurnya saja, yang penting saya menyikapi dengan positif apalagi ini di bulan Ramadhan,” pungkasnya. (BR-17)
Discussion about this post