Sabtu, 15 November, 2025

Sekilas Melihat Perjananan Karier Profesor Paling Muda, Yang Hinggap 16 Tahun di Istana Negara

Bandungraya.net-Bandung | Perjalanan takdir Dadan Wildan “selalu” membawanya menjadi yang termuda, Kesan itu telah melekat kuat bila kita menyimak perjalanan alumni Pendidikan Sejarah UPI Angkatan 1985 ini.

WAJIBDIBACA

Yang paling kental misalnya, Kang Dadan ini, telah berhasil meraih jabatan fungsional guru besar atau profesor dalam usia yang cukup relatip muda yaitu di usia 37 tahun, Ia telah tercatat sebagai guru besar termuda, saat itu.

Tak sampai disitu jelang satu tahun kemudian, di usianya yang ke – 38 tahun, Dadan Wildan juga disela sela kesibukannya aktip pula sebagai aktivis Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) dan kegiatan alam terbuka ini mendapat amanah eselon 1 alias pejabat tinggi madya sebagai Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara. Bahkan, Dadan lulus Lemhannas saat usia 40 tahun. Ia juga berhasil mencapai golongan tertinggi IV/e saat usia 46 tahun.

Terhitung sejak kali pertama diangkat menjadi staf khusus Menteri Yusril Ihza Mahendra pada 2005 silam, berarti kini Ia sudah 16 tahun malang-melintang di Istana Negara. Saat Yusril berhenti, Dadan didapuk menjadi Staf Ahli Menteri Hatta Rajasa dan Sudi Silalahi.

Lalu Dadan, menjadi Deputi Menteri saat usia 48 tahun saat Pratikno diangkat Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Sekretaris Negara. Saat ini, Kang Haji Dadan sapaan akrab Prof. Dadan Wildan, kembali dipercaya menjadi staf ahli Mensesneg yang membidangi politik, pertahanan, dan keamanan. Selama 16 tahun itulah Kang Dadan membersamai dua presiden dan empat Mensesneg.

Selain berkiprah di lingkungan birokrasi, Kang Dadan juga sudah empat kali mendapat amanah sebagai komisaris BUMN. Kali pertama menjadi komisaris di Sarinah Jakarta, kemudian ITDC Nusa Dua Bali, lalu TWC-Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratuboko, dan kini Komisaris Utama PTPN I yang berpusat di Aceh.

Belakangan, Dadan mengaku lebih fokus untuk mempersiapkan kehidupan abadi di akhirat kelak. Selain makin aktif berkhidmat untuk ummat melalui serangkaian kegiatan amal dan layanan masyarakat bersama Persatuan Islam (Persis), Dadan mengisiniasi hadirnya sebuah sekolah yang mengkhususkan diri pada pendekatan agama dan teknologi informasi: SMP Prima Cendekia Islami. Demi investasi pascakehidupan tersebut, Dadan tak segan-segan melepas sejumlah aset yang dimilikinya.

“Saya merasa kehidupan dunia saya sudah selesai. Saya sudah mendapatkan lebih dari apa yang saya bayangkan sebelumnya. Tuhan begitu baik kepada saya. Sekarang saatnya saya mempersiapkan kehidupan abadi akhirat dengan cara terus berusaha memberi manfaat kepada masyarakat,” Aku Kang Dadan.

Ungkapan Kang Dadan tersebut menjadi salah satu bagian dari Acara obrolan ringan podcast Bincang Alumni UPI episode ke-10 di sekolah binaannya beberapa waktu lalu. Yuk, kita simak obrolan lengkapnya melalui kanal Youtube Ikatan Alumni UPI (youtube.com/ikatanalumniupi). Jangan lupa subscribe, like, comment, dan share jika Anda suka. Tayangan juga tersedia melalui web streaming TV UPI Digital (tv.upi.edu). Selamat menyaksikan dan mari berbagi inspirasi! ( disusun oleh Najip Hendra podcast. )

Berita Selanjutnya

Discussion about this post

KOLOM