SOREANG (BR).- Guru Honor Kab. Bandung minta Bupati Bandung H. Dadang M Naser jangan perlakukan para guru honor peserta test P3K dibuat tegang, sebelum mengikuti testing, pasalnya menurut mereka aturan penyelenggaraan test P3K dipandang terlalu berlebihan, seakan-akan guru honor sebagai pesakitan, hal tersebut disampaikan salah seorang perwakilan guru honor kab. Bandung pada bandungraya.net, Minggu ( 24/02/2019).
Toto Ruhiyat. S. Ag mengatakan bahwa Tes ASN-P3K tahun 2019 Tahap I yang bertempat di SMAN I Banjaran Sabtu, (23/02) dipandang sangat luar biasa ketatnya dari segi tata-tertib dan pengamanan;
- Pakaian rapi dan sopan tidak bisa ikut tes tapi harus diganti dengan warna baju putih terusan hitam
- Tidak boleh membawa apapun ke ruangan tes. Pakai detector. jam tangan, cingcin, ikat pinggang dan segala yang berbahan besi harus dibuka.
Yang lebih membuat kaget lagi ada juga petugas yang menyuruh peserta tes dari ikhwan agar membuka kopeah yang dikenakannya, ujarnya.
Asumsi Toto, Ada apa dengan tes P3K 2019 Tahap I tersebut hingga peserta diperlakukan seolah orang asing yang patut dicurigai ? padahal mereka adalah nota bene guru-guru honorer yang mayoritas sudah mengabdi belasan bahkan puluhan tahun dengan rata rata usia 40 tahun keatas.
“Kalaupun ada hal yang menjadi sebab terganggunya proses keberlangsungan tes jika peserta ke ruangan membawa benda/bahan yang bisa mengganggu kenapa tidak disosialisasikan terlebih dahulu,” Jelas Toto,
Aku Toto, kami harus disiplin alias taat aturan kami sepakat, tapi ketika melihat dan mengalami cara cara yang diperlakukan seoertu kemarin kami jadi bertanya-tanya dalam hati, apakah guru honorer eks K2 yang sudah pada tua-tua itu berpotensi membawa bahan peledak (bom)?.
“”Seorang peserta test rekan honor yang menderita penyakit jantung, ia membawa obat untuk penyakit yang dideritanya namun karena terditeksi detector obat tersebut harus ditanggalkan Pula, sangat tidak manusiawi,” papar Toto.
Efek psikologis terhadap sebagian peserta tes menjadikan mereka belum melaksanakan tes pun sudah dibuat panik dan tegang oleh para petugas dan Panitia, aku Toto.
Pungkas Toto, pasca mengikuti test dibalik itu semua dengan segala hormat kami sampaikan kepada pemerintah Kab Bandung pada dinas terkait dan kepada Bapak Bupati Bandung H. Dadang M Naser kami mohon dengan sangat agar rekan-rekan peserta tes ASN-P3K 2019 Tahap I yang sudah lama mengabdi dan usia kritis diprioritaskan LULUS.. ~Hasbunallah Wani’mal Wakil Ni’mal Maula Wani’man Nasir. (BR. 01)
Discussion about this post