Cileunyi (BR).- Animo untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara aman, nyaman dan mandiri merupakan hal yang rasional, karena dalam melakukan kegiatan serta dalam pengelolaannya mungkin akan terasa lebih nyaman dalam layanan terhadap masyarakat pendidikan, sesuai dengan harapan satuan pendidikan masing-masing.
Sejauh ini Kepala SDN Tirtayasa Cicih Yuningsih S.Pd mengharapkan proses pembangunan relokasi gedung sekolah oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) agar segera terselesaikan.
“Kami berharap, pada proses penerimaan siswa baru Tahun pembelajaran (2020/2021) SDN Tirtayasa sudah mempergunakan ruang kelas baru, serta dapat melakukan KBM secara mandiri, yang pada akhirnya dapat memotivasi siswa anak didik agar lebih meningkat dalam prestasi,” harap Cicih.
Hal senada diungkapkan guru senior Arif Hasanudin S.Pd, walaupun selama ini proses KBM ditempat relokasi sementara, tetap berjalan dengan baik serta fasilitas cukup pula, akan tetapi alangkah baiknya dapat melaksanakan KBM di tempat tersendiri.
“Dimana faktor yang mendukung keberhasilan program pendidikan dalam proses pembelajaran yaitu sarana dan prasarana yang baik, serta merupakan salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah,” ungkapnya.
Lebih lanjut Arif menerangkan, sarana prasarana sangat perlu dilaksanakan untuk menunjang keterampilan siswa agar siap bersaing terhadap pesatnya teknologi, serta merupakan bagian penting yang perlu disiapkan secara cermat dan berkesinambungan, sehingga dapat dijamin selalu terjadi KBM yang lancar dan nyaman. Adapun dalam penyelengaraan pendidikan, sarpras sangatlah dibutuhkan untuk menghasilkan KBM yang efektif dan efisien.
Dikutip pernyataan Kabid TK/SD, Kab. Bandung, Drs. Adang Syafa’at M.MPd., melalui Pengelola Sarana dan Prasarana Kecamatan Cileunyi, “Ajay,” bahwasanya pihak dinas pendidikan, dalam proses pelaksanaan relokasi SDN Tirtayasa, menyerahkan sepenuhnya kepada pihak PT KCIC, akan tetapi dengan persyaratan harus sesuai dengan klausul dan perjanjian, yakni awalnya ada sarana pembelajaran.
“Ya,, harus ada lagi seperti semula, sebagai kompensasi dari proyek pembangunan kereta cepat trayek Jakarta-Bandung,” tegas Ajay. (BR.09)
Discussion about this post