Bandungraya.net-Rancaekek | Sebagian keluarga penerima manfaat program bantuan pangan non tunai (BPNT) yang setiap bulan pendistribusian anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp. 200.000,- per KPM berbentuk bahan pangan non tunai (BPNT). Namun di wilayah Rancaekek Kabupaten Bandung sebagian KPM hingga sekitar 2500 keluarga penerima manfaat (KPM) banyak yang zonk/kosong sudah beberapa bulan.
Seperti halnya di salah satu Desa Haurpugur, Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung sebanyak 169 KPM hingga beberapa bulan tidak mendapatkan anggaran program BPNT. Pasalnya, setiap waktu ketika pendistribusian BPNT diambil kartu combo digesek kosong atau zonk, ada apa?
Ketua BPD Haurpugur, Dadang Supriatna menyampaikan kepada awak media, kami sudah banyak menerima keluhan dari keluarga penerima manfaat (KPM) bahwa mereka yang dulu sudah terdaftar dan sudah menerima program BPNT atau PKH, namun sudah beberapa bulan mereka tidak menerima bahkan ketika di gesek dananya kosong/zonk, Kata Dadang ketika dikonfirmasi setelah malakukan klarifikasi dengan pihak tim petugas sosial desa dan kecamatan di Aula Desa Haurpugur, Kamis 04/02/2021
“Kamipun medengarnya sangat kasihan terhadap warga penerima manfaat itu yang setiap pencairan dananya kosong atau zonk”, ucapnya
Sehingga kami dengan para ketua RT/RT menyikapi hal tersebut untuk mencari solusi dan mempertanyakan kepihak petugas puskesos dan tim PKH, namun selalu di bola pingpongkan tidak ada kejelasan untuk hak mereka yang sudah 6 bulan bahkan hingga 8 tidak menerima bantuan BPNT itu, entah kenapa dan dimana anggaran tersebut.?
Oleh karena itu, kata Dadang saya melakukan klarifikasi dan koordinasi dengan para petugas sosial yang ada didesa haurpugur dan kecamatan Rancaekek untuk minta kejelasan mengenai itu. Agar masyarakat tau alasanya untuk hak mereka yang sudah beberapa bulan tidak diterima atau zonk.
Menurut Dadang, untuk keterbukaan dan tidak timbul kecurigaan atau suudzon seharusnya pihak puskesos, tim PKH atau tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) harusnya memberikan pemberitahuan terkait data penerima bantuan sosial, dan harus memberikan penjelasan dan alasan apabila keluarga penerima manfaat (KPM) tidak keluar atau zonk. Sehingga tidak timbul kecurigaan atau suudzon kepada kepala desa, petugas sosial, dan penyalur atau agen.
Maka kami berharap, setiap pelaksanaan kegiatan BPNT atau PKH harus ada keterbukaan dan pemberitahuan kepada BPD, karena pungsinya atau pungsional koordinatif dan konsultatif supaya ketransfanan penyelenggaraan pemerintah desa. Sehingga tidak ada curiga dan saling mencurigai,
BPD itu salah satu lembaga pemerintah desa yang penampung aspirasi warga, sehingga dapat membantu untuk mengklarifikasi terkait apa yang warga tidak mengerti. Makanya saya berharap untuk petugas puskesos atau koordinator sosial desa atau kecamatan, apabila ada penambahan data atau pengurangan data program BPNT atau PKH kepada kesra supaya memberikan tembusan kepada BPD, sementara ini kesra tidak memberikan data itu.
Sementara itu Gandi TKSK Rancaekek mengatakan, masalah zonk dana BPNT karena dari kemensos lagi veri validata. “Mulai dilakukan veri validat dari bulan desember 2020 dan hari ini terakhir, sehingga para keluarga penerima manfaat harus melengkapi data diserahkan kepada puskesos, dan nanti disetorkan ke dinsos dan oleh dinsos ke kemensos.
Masalah KPM yang zonk bukan saja di Desa Haurpugur saja, tetapi disetiap desa di rancaekek banyak yang zonk hingga sekitar 2500 KPM, bahkan untuk di Desa Haurpugur saja ada 165 KPM yang kosong. Makanya dengan hasil veri validata nanti oleh kementerian sosial (kemensos) semoga yang kosong dapat kembali menerima, karena yang veri validasi data itu bukan Kepala Desa, BPD atau puskesos.
E.S (56) keluarga penerima manfaat (KPM) warga Kp. Bojonggempol Desa Haurpugur membenarkan, betul saya sejak enam bulan ke belakang tidak menerima bantuan program BPNT, bahkan sampai bulan ini januari 2021
saya tidak menerima bantuan itu, ga tau kenapa karena tidak ada kejelasan, Kata warga
Padahal kata warga, sebelumnya setiap bulan menerima bantuan tersebut, tapi saya sudah beberapa bulan setiap bulan tidak dapat bantuan itu, ga tau kenapa, ? Tanya E.S dengan rasa heran
Saya kata E.S, sudah mempertanyakan kepada pihak kesra desa, tetapi tidak ada hasilnya, sampai bulan kemarin juga dibulan januari tida ada atau zonk, sedangkan saya punya anak disabilitas usia 16 tahun. Keluhnya. (BR. 17)
Discussion about this post