Bandungraya.net-Kota Tasikmalaya | Pengrajin tahu dan tempe di Bungursari Kota Tasikmalaya baru baru ini laksanakan aksi mogok kerja (Mogok Produksi) tahu tempe selama 3 Hari.
Ayi Sipartini salah seorang pengrajin Tahu mengatakan kepada bandungraya.net, mulai hari Jum’at sampai Minggu kemarin mogok produksi.
“Ini protes kita karena harga kedelai naik terus sementara harga tahu tempe di pasaran enggak naik-naik,” ujar Ayi.
Suasana pabrik tahu terlihat sepi, hanya menyisakan tumpukan alat produksi yang belum dibersihkan. Puluhan bungkus tahu sisa penjualan dibiarkan tidak dipasarkan lagi.
Selain itu, karyawan juga terpaksa dipulangkan. Mereka libur selama tiga hari tanpa mendapatkan penghasilan.
“Karyawan pada pulang. Di sini tidak ada aktivitas, enggak ada kerjaan,” ucapnya
Mogok produksi dilakukan, pengrajin tahu tempe sebagai bentuk protes harga kedelai yang terus naik dari Rp. 7.000 per kilogram hingga mencapai Rp. 11.000 per kilogram.
Omzet penjualan turun hingga 50% ketika dilakukan upaya menaikan harga jual, banyak konsumen yang mengurungkan niatnya. Kondisi itu membuat kebingungan para pengerajin untuk menyesuaikan harga jual sebab akan berujung kerugian lebih besar.
Produsen tahu tempe berharap, agar pemerintah bisa mengendalikan harga kedelai dengan melakukan operasi pasar, menggelar aksi mogok produksi selama 3 hari mulai Jumat (28/5) hingga Minggu (30/5) kemarin.
Suasana pabrik tahu terlihat sepi, hanya menyisakan tumpukan alat produksi yang belum dibersihkan. Puluhan bungkus tahu sisa penjualan dibiarkan tidak dipasarkan lagi.
“Karyawan juga terpaksa dipulangkan. Mereka libur selama tiga hari tanpa mendapatkan penghasilan.pasalnya tidak ada
tidak ada aktivitas, enggak ada kerjaan,” ucapnya
Mogok produksi dilakukan, pengrajin tahu tempe sebagai bentuk protes harga kedelai yang terus naik dari Rp. 7.000 per kilogram hingga mencapai Rp. 11.000 per kilogram.
Omzet penjualan turun hingga 50% ketika dilakukan upaya menaikan harga jual, banyak konsumen yang mengurungkan niatnya. Kondisi itu membuat kebingungan para pengerajin untuk menyesuaikan harga jual sebab akan berujung kerugian lebih besar.
Produsen tahu tempe berharap, agar pemerintah bisa mengendalikan harga kedelai dengan melakukan operasi pasar. (BR-19)
Discussion about this post