Bandungraya.net – Bandung Barat | Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat tengah menyiapkan calon kepala sekolah unggul melalui program Guru Penggerak, yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Seperti diketahui, saat ini terjadi kekosongan posisi jabatan kepala sekolah sebanyak 276 di Kabupaten Bandung Barat baik tingkat SD dan SMP, sehingga masih diisi oleh Pelaksana Tugas (Plt).
Sebanyak 276 sekolah tersebut saat ini belum memiliki kepala. Itu tersebar di semua kecamatan yang terdiri dari 240 SD dan 36 SMP.
Hal itu menjadi perhatian bagi Disdik Kabupaten Bandung Barat dalam mencetak maupun mempersiapkan calon kepala sekolah yang unggul di setiap wilayahnya.
“Untuk menciptakan kepala sekolah yang unggul tentu diperlukan inovasi program pembaharuan. Salah satunya melalui program guru penggerak,” kata Kepala Bidang Pembinaan SMP, Rustiyana, di Ngamprah, Kamis (18/11/2021).
Rustiyana menjelaskan, saat ini pemerintah pusat menekankan program guru penggerak ini sebagai motivator yang kemudian dapat mendidik siswa melalui profil pelajar pancasila.
“Maksud dari pelajar pancasila ialah mulai dari bagaimana siswa mampu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beradab mulia, bersifat mandiri, memiliki critical thinking, rasa cinta kebhinekaan, hal itu salah satunya ditunjang oleh keberadaan guru,” jelasnya.
Menurutnya, dengan hadirnya program guru penggerak mampu memberikan stimulus bagi para guru untuk kemudian dapat menciptakan kurikulum maupun silabus pembelajaran yang baru.
Bukan lagi sebagai penikmat kurikulum, kata Rustiyana, tetapi juga guru penggerak ini harus dapat menciptakan kurikulum yang baru dan relevan sesuai dengan perkembangan zaman,” ujarnya.
“Pemerintah pusatpun saat ini melihat dalam hal ini guru masih sebagai pelaksana kurikulum, sedangkan nantinya guru itu harus menjadi pembuat dan pemilik kurikulum, dikarenakan ada merdeka belajar maka guru harus seperti itu,” ujarnya.
Untuk wilayah Bandung Barat saat ini dalam mencetak calon kepala sekolah yang unggul terdapat dua program yang dilaksanakan, di antaranya melalui pemerintah pusat menggunakan APBN maupun diklat yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah menggunakan APBD.
Untuk itu Rustiyana berharap dengan adanya program Guru Penggerak ini mampu menjadi suatu program inovasi baru dalam dunia pendidikan di Kabupaten Bandung Barat.
“Mungkin saat ini guru hanya sebatas pengajar, namun ke depan guru itu harus menjadi motivator dan banyak praktek dalam gagasan yang dimilikinya,” pungkasnya. (Red)
Discussion about this post