Cianjur (BR).- Ema Linda (55) janda tua Warga Kampung Kancah Nangkub, Desa Malati, Kecamatan Naringgul, Cianjur Selatan, Jawa Barat tingal menyendiri jauh dari anak saudara dengan kondisinya sedang mengidap penyakit kelenjer pembengkakan di leher. Bertahun-tahun sakitnya karena tidak mampu untuk biaya berobat ke Puskesmas atau ke dokter karena tidak memiliki BPJS kini Ema Linda terpaksa berbaring dirumah hanya bisa meratapi nasib.
Ia saat ini menempati rumah tidak layak huni sudah hampir bertahun-tahun dengan berukuran 4×6 berdinding anyaman bilik bambu yang kondisinya sudah pada bolong bolong beratapkan genting sudah pada tua serta lapuk tak heran kalau musim hujan tiba air hujan masuk ke dalam rumahnya dan Ema Linda pun kedinginan, ironisnya belum tersentuh bantuan rumah tidak layak huni (Rutilahu) dari pemerintah.
Dikatakan Ema Linda (55), kalau dulu sebelum dirinya sakit masih kuat bekerja jadi buruh serabutan dikebun orang lain.
“Menempati rumah ini sudah hampir 15 tahun, walau kondisi rumah tidak layak huni tapi bagi ema ini sudah anugerah dari Allah SWT karena jujur saja rumah ini peninggalan suami,”katanya.
Masih ucap Ema Linda, kalau bantuan uang dari pemerintah seperti bantuan Covid-19 tahun lalu pernah dapat tiga kali, kalau sekarang belum dapat lagi pernah bulan kemarin dapat bantuan beras satu karung.
“Harapan Ema ingin punya rumah layak huni yang ada pasailitas jamban air dan wc di dalam, karena kalau diluar ema sudah tua apa lagi dengan kondisi badan sakit seperti sekarang ini jadi engak kuat kalau mau ke wc harus keluar rumah,” lirih Ema Linda kepada bandungraya.net, Rabu (2/3/2022).
Sementara Itu Roni ketua RW 12 menjelaskan, terkait bantuan rutilahu untuk Ema Linda mulai dari tingkat RT/RW sudah berulang kali mengajukan ke pemerintah desa hingga terkahir pada tahun 2021.
“Pengajuan bantuan dari tahun 2021 tapi hingga detik ini bantuan pembangunan rumah tidak layak huni (Rutilahu) untuk ema Linda belum ada respon juga dari pemerintah,” ujar Roni, Rabu (2/3/2022).
Masih papar Roni, yang paling heran dan sulitnya terkait pembuatan persyaratan untuk Ema Linda seperti kartu keluarga (KK).
“Padahal kami dari tingkat RW sudah mengajukan pembuatan Kartu keluarga (KK) untuk Ema linda dari mulai ke tingkat pemerintah desa hingga kecamatan tapi hingga saat ini belum jadi jadi juga Kartu keluarga nya Ema Linda,”paparnya.
Roni berharap selaku ketua RT, mudah-mudahan bantuan baik Rutilahu, pengobatan dan lain lainya untuk Ema Linda segera terealisasi.
“Kalau untuk bantuan dari mana saja kami terima yang penting bisa membantu buat kebutuhan Ema Linda,”pungkasnya. (BR-26)
Discussion about this post