Bandung (BR).- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Barat sejak Januari hingga Agustus 2022 tergolong tinggi hingga mencapai 25.000 lebih.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat, mencatat ada 25.375 kasus DBD di wilayahnya dalam kurun waktu delapan bulan terakhir.
Dari data tersebut, Dinkes Jawa Barat mencatat, Kota Bandung penyumbang tertinggi kasus DBD yakni 3.936 kasus, Kabupaten Bandung 2.777 kasus, Kota Bekasi 2.059 kasus, dan Kabupaten Sumedang 1.425 kasus.
Sedangkan kabuoaten/kota dengan kematian tertinggi akibat DBD adalah Kabupaten Bandung dengan 37 kematian, Kota Tasikmalaya 22 kematian, Kota Bekasi, Kabupaten Sumedang, dan Kota Sukabumi dengan 13 kematian.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jawa Barat, dr. Ryan Bayu Santika mengatakan, kasus tersebut meningkat dibandingkan pada tahun 2021 lalu.
“Total kasus DBD di Jabar tahun 2022 periode Januari-Juli sebanyak 2.4192 kasus dengan jumlah kematian 224 orang. Sedangkan kasus DBD pada 2021 dalam periode Januari-Desember hanya 23 ribu kasus,” terang Ryan, Rabu (14/9/2022).
Ia mengatakan, Dinkes Jabar terus melakukan upaya pencegahan penyakit DBD. Di antaranya dengan menggerakan masyarakat untuk melakukan PSN 3M plus melalui G1R1J (Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik).
“Selain itu upaya larvasidasi dan juga deteksi dini DBD dengan Rapid Diagnostic Test (RDT) DBD di fasyankes,” ujar Ryan.
Ia mengatakan, masyarakat pun harus ikut berperan dalam mencegah DBD. Yakni dengan menjadi juru pemantau jentik di wilayah tempat tinggal masing-masing.
Gerakan juru pemantau jentik tidak hanya di rumah tapi juga tempat umum, sekolah, perkantoran dll. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa sehingga yang perlu diberantas secara rutin seminggu sekali adalah jentik nyamuk aedes aegypti-nya. (Red)
Discussion about this post