Sumedang (BR).- Pemerintah berikan BPNT, Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM untuk melindungi daya beli masyarakat prasejahtera akibat tekanan berbagai kenaikan harga secara global. Dengan adanya BLT BBM ini, diharapkan dapat meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan harian.
Namun faktanya, pantauan jurnalis bandungraya.net, masih ada dugaan penyelewengan indikasi pemotongan dana bansos BPNT, BLT BBM salah satunya di Desa Cipanas, Kecamatan Tanjungkerta.
Diduga kasus itu mencuat setelah sejumlah KPM memberikan keterangan bahwa seusai menerima BLT dikantor Pos, langsung didatangi oknum Ketua RW yang meminta kembali sejumlah uang (mematok kisaran seratus sampai dua ratus ribu rupiah) bantuan tersebut, dengan dalih untuk donasi musibah Gempa Cianjur.
“Bukankah pemerintah sudah menegaskan jangan ada pemotongan BLT untuk alasan apapun, sekalipun dalih donasi sumbangan bencana alam,” ujat beberapa warga Cipanas RW 07 dan RW 10, yang tidak mau disebutkan jati dirinya.
Bahkan, diakuinya, mereka takut berbicara karena ada dugaan intimidasi ketika warga melaporkan perihal ini, diancam akan dicoret sebagai Keluarga Penerima Manfaat di bantuan yang akan datang.
Kendati begitu, lain halnya menurut pengakuan Itong, Ketua RW 07 Dusun Sindangtaman, dirinya menyatakan bila pematokan donasi gempa Cianjur tersebut atas perintah Kades Cipanas.
“Betul atas perintah pak Kuwu, saya memungut langsung ke rumah-rumah (30 warga) penerima manfaat untuk sumbangan gempa Cianjur. Tapi hanya 25 KPM yang berpartisipasi, hingga terkumpul sebesar 3 juta rupiah,” kata Itong.
Diakuinya, sejumlah uang tersebut ia belanjakan mie instan (merk Sarimi) kemudian dikirimkan ke kantor Desa Cipanas untuk sumbangan musibah gempa Cianjur.
Sementara itu, ditempat terpisah, Kepala Desa Cipanas, Moch. Asep Lantipan, berikan sanggahan kepada bandungraya.net (6/1) bahwa pernyataan ketua RW 07 (Itong) itu tidak benar dan hanya mis komunikasi.
“Waktu itu, saya sarankan kepada semua RW dan Kadus untuk menampung barangkali ada warga yang mau nyumbang kepada saudara kita yang terkena musibah gempa di Cianjur,” ucapnya.
“Saya tidak pernah memerintahkan untuk meminta uang sumbangan dari dana bantuan BLT, apalagi mematoknya,. Nanti Itong saya panggil, urang riungkeun,” tutur Asep, dalam bahasa sunda.
Sejauh berita ini diterbitkan, kades Asep menyampaikan pesan singkat lewat whatsapp, kepada bandungraya.net, (Selasa, 10 Januari 2023), bahwa diduga yang bersangkutan (Itong) tidak kunjung datang dan ditelpon juga tidak diangkat.
“Silahkan kalau beritanya mau diterbitkan,” imbuhnya. (BR-10)
Discussion about this post