Bandung (BR).- Perhelatan Piala Dunia U-17 2023 sudah di mulai Menjelang upacara pembukaan dan laga perdana, Jumat (10/11/2023), masyarakat menyambut positif turnamen yunior kelas dunia itu. Namun, mayoritas publik masih enggan menyaksikan langsung pertandingan di stadion.Jalak Harupat Kabupaten Bandung
Ahmad (40 mengungkapkan, Piala Dunia U-17 jadi topik pembicaraan rekan-rekannya di wilayah kabupaten Bandung. Ia pun tahu bahwa Indonesia khususnya Kabupaten Bandung menjadi Tuan Rumah,
Meski gemar menyaksikan langsung pertandingan olahraga, Ahmad belum ada rencana untuk menyaksikan laga tim ”” di Stadion Sijalak Harupat karena beberapa hal jadi pertimbangannya.
”Mungkin tidak akan seramai pertandingan biasanya (Liga 1), Terutama Persib jadi saya bakal lihat terus perkembangan ketika turnamen sudah mulai,” ujar Ahmad Sabtu (11/11/2023)
Sementara itu, Yayat (44), sopir Angkot merasa pelaksanaan Piala Dunia U-17 belum memberikan dampak besar. ”Tidak ada Animo masyarakat adanya Piala dunia U 17,beda dengan persib,dan berkorban kuota Lewat Live Streaming di Hp.” kata Yayat
Selain itu, Yayat juga menyayangkan ketiadaan atribut Piala Dunia U-17 di . Dalam pantauan Media tidak ada spanduk atau poster di terminal kedatangan salah satu Pemain Internasional atau dunia.
Spanduk-spanduk promosi Piala Dunia U-17 baru terlihat di jalan utama seperti Stadion Sijalak Harupat saja seperti spanduk terpasang di setiap 5 meter.
”Promosi cuma kencang di media sosial sama jalan-jalan utama. Di pinggiran kota, saya tidak lihat ada spanduk Piala Dunia (U-17),” ujar Yayat yang tinggal di wilayah Soreang
kemeriahan Piala Dunia U-17 juga belum sepenuhnya terasa. Meski demikian, Panitia Lokal dan Pemerintah Kabupaten Bandung telah menyebarkan umbul-umbul dan baliho yang didominasi warna kuning, merah marun, dan toska. Materi promosi juga diselipkan pada videotron .
Hingga beberapa hari jelang pembukaan, warga Kabupaten Bandung mengaku belum merasakan euforia Piala Dunia U-17 sebagaimana saat Piala Dunia senior di Qatar tahun lalu. Yayat (44), misalnya, merasakan euforia Piala Dunia U-17 tidak begitu tinggi.
Baginya, keseruan menyaksikan calon-calon pemain bintang
Menurut Tatang hiruk-pikuk diskursus di ruang publik, termasuk warga di sekitar , masih didominasi isu Pemilu 2024.
Umbul-umbul untuk menyemarakkan perhelatan Piala Dunia FIFA U-17 menghiasi sejumlah titik di jalan protokol
“Kalau pas sedang libur, saya ingin lihat langsung. Tapi semisal harga tiketnya lebih dari Rp 300.000, mending buat keperluan anak dan istri saja,” ucapnya.
Hal serupa juga diungkapkan Suganda (36), warga Katapang yang bekerja di Bandung Suganda mengaku belum merasakan semarak Piala Dunia U-17 di tempat-tempat umum. Tapi dia kerap melihat ada pemberitaan soal turnamen dua tahunan tersebut di media sosial.
“Saya kurang tahu banyak (soal Piala Dunia U-17). Soalnya yang main masih remaja semua. Kurang terkenal. Malah lebih seru nonton Liga 1 Persib,” katanya.
Sementara itu, Eman (40), warga Cingcin turut merasakan kurang semaraknya gelaran acara menuju Piala Dunia U-17. Padahal, Stadion Sijalak Harupat, akan menjadi lokasi pertandingan Grup D dan F hingga babak final.
Meski begitu, Eman mengaku sangat senang dengan dihelatnya ajang tersebut di kotanya. Lebih-lebih ia dan anaknya sama-sama penggila bola. Lantas, Eman menganggap Piala Dunia U-17 sebagai gelaran bersejarah. Ia tak mau melewatkan kesempatan itu untuk menyaksikan langsung laga.
”Nanti coba disempat-sempatkan. Memang, ada pekerjaan yang kadang-kadang jadi penghambat. Tetapi, coba nanti dilihat waktunya kalau ternyata longgar, saya pasti akan menonton,” kata Eman yang sehari-hari mengelola Barang Bekas(BR. 17)
Discussion about this post